Saya sendiri baru menikmatinya pada 21 Desember 2007 saat kembali ke Aceh dari Kuala Lumpur untuk merayakan hari raya kurban bersama keluarga di kampung halaman. Cukup banyak kelebihan dan kemudahan yang dirasakan oleh warga Aceh dengan adanya penerbangan ini, dibandingkan dengan sebelumnya. Sebelumnya warga Aceh jika ingin bepergian ke Malaysia harus melalui bandara Polonia di Medan. Selain harga tiket yang jauh lebih murah dibanding harga tiket KL-Medan, juga banyak waktu yang dapat dihemat dalam perjalanan KL-Aceh ini. Saat pulang kemarin, selepas subuh saya keluar dari rumah di UPM Serdang, maka sore hari pukul 6 saya sudah tiba di Sigli. Bandingkan dengan sebelumnya, jika melalui Medan perlu menempuh perjalanan darat dengan bus malam Medan-Sigli selama 10 jam, dan biasanya tiba di rumah sekitar subuh keesokan harinya.
Begitu juga sebaliknya, seperti jika saya berangkat dari kota Sigli, maka malamnya saya sudah harus naik bus menuju Medan agar esok pagi-pagi dapat tiba di kota Medan. Kali ini saya hanya perlu berangkat pagi pukul 8-an dan tiba di bandara Blang Bintang 2 jam kemudian. Setelah menempuh penerbangan 1 jam 25 menit ke KLIA, saya sudah dapat berada di kampus UPM Serdang Malaysia sekitar pukul 3 siang waktu Malaysia dengan menumpang taksi dari bandara.
Tentunya bukan sekedar kemudahan pribadi seperti yang saya rasakan ini yang jadi keutamaan, melainkan keuntungan lain yang jauh lebih besar nilainya bagi kemajuan daerah Aceh dan masyarakatnya. Harapan kita semua, momentum ini hendaknya dapat menjadi perintis dan pemicu bagi pengembangan pembangunan masa depan Aceh yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment