Wednesday, October 18, 2006

Al Jazari - The Most Muslim Mechanical Engineer

Sepanjang bulan Ramadhan ini TV3 Malaysia menayangkan program Ilmuwan Islam. Isinya menampilkan profil tokoh-tokoh saintis Islam pada zaman kegemilangan kebudayaan Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang saat ini dikuasai oleh bangsa Eropa dan Amerika, banyak diilhami dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditemukan oleh orang-orang Islam. Justru pada masa bangsa Eropa terpuruk dan berada dalam kegelapan, Islam berada di puncak penguasaan ilmu dan teknologi yang maju.

Hampir semua bidang ilmu merujuk kepada asas-asas yang dibangun oleh saintis Islam pada zamannya. Bidang kedokteran dikenal dengan nama-nama Ibnu Sina, Al-Zahrawi, Al-Razi & Ibnu Nafis; ilmu kimia: Jabir Hayyan; ilmu matematika: Al-Khwarizmi & Nasaruddin Al-Tusi; bidang teknologi: Al-Jazari; ilmu astronomi: Ulugbek, Nasarudin Tusi & Al-Kashi; ilmu botani/farmakologi: Ibnu Baitar; ilmu geografi: Al-Idrisi; ilmu sosiologi: Ibnu Khaldun; ilmu arsitektur: Mimar Sinan, serta bidang pelayaran: Cheng Ho & Ibnu Majid.

Namun fakta ini tidak banyak diketahui lagi sekarang karena orang Barat yang kini menguasai dunia seperti sengaja menggelapkannya. Ditambah lagi dengan kondisi ilmuwan Islam sendiri saat ini yang sedikit sekali menguasai atau mampu memberi pengaruh penting kepada dunia.

Al-Jazari adalah insinyur teknik mesin (mechanical engineer) yang paling top pada zamannya. Beliau berdiam di Diyar-Bakir (Turki) pada abad 6 H atau abad ke-12 Masehi. Nama lengkap beliau Badi Al-Zaman AbulI-Ezz Ibn Ismail Ibn Al-Razzaz Al-Jazari, dan dipanggil dengan sebutan Al-Jazari merujuk kepada tanah kelahirannya yaitu Al-Jazira suatu wilayah di antara sungai Tigris dan Eufrat, Irak. Karirnya sebagai insinyur diabdikan kepada penguasa Diyar-Bakir, Raja Urtuq semasa 570-597 H (1174-1200 Masehi). Dan pada tahun 1206 menyelesaikan buku teknik yang terkenal "Al-Jami Bain Al-Ilm Wal-Amal Al-Nafi Fi Sinat'at Al-Hiyal", yang kira-kira artinya Ringkasan Mekanikal Teori dan Praktek. Inilah buku yang dianggap sebagai puncak pencapaian tertinggi teknologi peradaban Islam.

Buku ini secara khusus menekankan pada aspek praktikal karena pengarangnya seorang insinyur yang kompeten dan terlatih. Al-Jazari menggambarkan berbagai peralatan secara detail dan kontribusinya sangat berharga dalam sejarah teknologi. Insinyur Inggris modern Donald Hill (1974) mengatakan: mustahil mengabaikan peranan karya Al-Jazari dalam sejarah keteknikan modern, karena ia kaya dengan petunjuk-petunjuk dalam desain, manufaktur dan perakitan mesin-mesin. Al-Jazari menggambarkan 50 peralatan mekanik dalam 6 kategori, termasuk jam air (water clock), mesin pencuci tangan, mesin pompa air, dan lain-lain.

Donald Hill menterjemahkan karya Al-Jazari pada tahun 1974, 768 tahun setelah penerbitan buku aslinya. Buku tersebut memuat 6 kategori utama peralatan mesin dan banyak istilah-istilah peralatan, mesin, mekanisme dan teknik-teknik muncul pertama sekali di dalam buku ini mendahului buku-buku teknik mesin Eropa, seperti double acting pump dengan pipa isap, crankshaft dalam mesin, kalibrasi orifis yang akurat, balansing roda statik, pemakaian model untuk membangun desain, pengecoran logam dalam mould dengan pasir, dan banyak lagi. Segmental gear (roda gigi) juga pertama sekali muncul dengan jelas pada buku ini, dibandingkan dengan jam astronomi Giovanni de Dondi pada tahun 1364, dan karya Francesco di Giorgio (1501) dalam khasanah desain permesinan Eropa.

UMIST Manchester membuat rekonstruksi ulang mesin-mesin yang digambarkan dalam buku Al-Jazari, melalui program tugas akhir bagi mahasiswa under-graduate mereka. Rekonstruksi dilakukan dengan bantuan software komputer dan perhitungan ulang dengan rumus-rumus keteknikan mutakhir. Hasilnya membuktikan bahwa mesin-mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Sesungguhnya buku Al-Jazari hanyalah sebagian kecil dari ribuan karya-karya iptek Islam pada masa kegemilangan peradaban Islam. Kebanyakan karya-karya tersebut telah hilang tanpa bekas atau tersembunyi di museum-museum Barat tanpa ada lagi yang menjamahnya. Sejalan dengan keruntuhan kekhalifahan Islam di muka bumi, pihak Barat telah berhasil mencuri rahasia teknologi Islam dan mengembangkannya dengan mengakuinya sebagai karya sendiri. Tinggallah kini, generasi baru Islam yang telah terputus dengan peradaban agung pendahulunya, dan tertatih-tatih untuk menguasai kembali ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

3 comments:

Teguh Fila said...

Nice article

Unknown said...

kalau bisa gambarkan hasil karya dan referensinya supaya kitapun sebagai umat muslim lebih paham

Unknown said...

kalau bisa gambarkan hasil karya dan referensinya supaya kitapun sebagai umat muslim lebih paham