POKOK
POKOK PIKIRAN PEMBANGUNAN ACEH
Oleh:
Dandi Bachtiar
Pemerintahan
yang baru di Aceh telah terpilih. Sebuah harapan telah digantungkan kepada
pengelola baru ini untuk membawa Aceh ke masa depan yang lebih baik.
Janji-janji kampanye dulu sudah saatnya
direalisasikan segera begitu masa bertugas dimulai.
Berikut
masukan yang mudah-mudahan berguna kepada pengelola baru dalam menjalankan roda
pembangunan di Aceh dalam 5 tahun ke depan ini:
1. Menciptakan iklim yang sehat kepada
dunia usaha, jaminan keamanan berusaha, fasilitas kredit usaha yang mudah,
birokrasi yang sederhana untuk perizinan, ...
2. Menciptakan
lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk masyarakat Aceh dengan cara:
membangun industri pertanian yang padat karya, usaha peternakan, perkebunan,
perikanan, ...
3. Membangun
infrastruktur dan fasilitas publik yang mendukung percepatan pembangunan,
seperti jalan tol, listrik, penyediaan air bersih, sarana komunikasi,
transportasi, ...
4. Membangun
pelabuhan ekspor di dua kawasan, timur dan barat, untuk melayani ekspor
hasil-hasil produksi rakyat di dua wilayah tersebut. Satu di wilayah Barat bisa
di Tapaktuan atau Meulaboh, dan di timur bisa di Lhokseumawe.
5. Menarik
investor asing sebesar-besarnya dengan persyaratan hanya investasi pada
bidang-bidang tertentu terutama yang memberi kesempatan kerja luas kepada
masyarakat Aceh, dan berorientasi ekspor. Kurangi sebisa mungkin investasi di
bidang tambang mineral yang tidak ramah lingkungan.
6. Perangi
korupsi besar-besaran. Aparat pemerintahan harus menunjukkan teladan yang baik,
dengan bekerja keras, jujur, integritas tinggi, antusias, dan berorientasi
untuk kemaslahatan orang banyak. Budaya melayani harus benar-benar
dijalankan. Contoh pejabat publik yang
berintegritas dan sukses sudah ada seperti: Dahlan Iskan, Jokowi, Mahfud MD,
dan lain-lain.
7. Identifikasi
potensi ekonomi Aceh, dan susun road-map
strategi pengembangannya. Sesungguhnya metoda sudah ada sejak puluhan tahun
silam, ketika Aceh Membangun menjadi cita-cita pasca konflik 1959. Tinggal
lagi, modifikasi dan revitalisasi perlu terus menerus dilakukan dengan konsisten.
8. Kawasan
industri Lhokseumawe pasca Arun harus tetap hidup. Komitmen pemerintah pusat
untuk revitalisasi kilang Arun sudah jelas. Akhir 2013 nanti, kawasan kilang
Arun akan menjadi tempat penerima gas impor yang akan dipakai untuk
menggerakkan industri-industri besar di Aceh dan Sumut. Kondisi ini harus
disambut oleh pemerintah Aceh dengan menyediakan infrastruktur yang lengkap dan
kuat di kawasan tersebut. PLTG bekas Arun dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk industri di sana. Sarana dan prasarana umum harus prima dan dijaga
dengan baik agar dapat melayani denyut kehidupan industrinya.
9. Bidang-bidang
andalan Aceh yang perlu dikembangkan, selain untuk konsumsi lokal, juga dapat
untuk ekspor. Pertanian/perkebunan: beras, kelapa sawit, coklat, pala, aren,
pinang, pisang, cabai, tomat, pepaya, mangga, rambutan, nenas, dan lain-lain.
Peternakan: unggas (ayam, itik, telur), kambing, sapi. Perikanan: tambak udang,
ikan air tawar, industri ikan laut.
10. Industri
pariwisata dan sarana pendukungnya perlu juga menjadi perhatian khusus. Ciri
negara maju dan cerdas adalah yang mampu mengeksploitasi potensi pariwisatanya
menjadi sumber pemasukan yang utama. Ini menyangkut dengan perilaku dan budaya
yang dimiliki masyarakat di dalamnya. Investasi di industri jasa pariwisata
lebih kepada upaya mengubah perilaku masyarakat agar lebih ramah dan mampu membuat
betah pelancong dari luar untuk rela berlama-lama menghabiskan duitnya di Aceh.
Kuala
Lumpur, 22 Mei 2012