tag:blogger.com,1999:blog-120356662024-03-08T07:53:00.416+08:00Dandi Bachtiar CornerPikiran dan Gagasan yang TerlintasDandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-41939608837420459072021-11-18T04:50:00.001+08:002021-11-18T04:50:25.175+08:00TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI YANG OPTIMAL<p><a href="https://retizen.republika.co.id/posts/16628/tantangan-pengelolaan-keuangan-haji-yang-optimal" target="_blank"> https://retizen.republika.co.id/posts/16628/tantangan-pengelolaan-keuangan-haji-yang-optimal</a></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Lomba BPKH
Writing Competition<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Tema:
Pengelolaan Dana Haji BPKH: Untuk Umat dan Ekonomi Syariah<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Sub Tema:
Optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Haji<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI YANG
OPTIMAL<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Oleh Dandi
Bachtiar<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Ibadah haji
wajib ditunaikan oleh umat Islam yang mampu, setidaknya sekali dalam hayatnya.
Penduduk muslim Indonesia sangat sadar akan kewajibannya ini. Sehingga
Indonesia dengan penduduk muslimnya yang terbesar di dunia selalu
memberangkatkan jamaah hajinya dengan kuota terbesar. Kuota haji Indonesia di
tahun 2019 tercatat sebesar 214.000 jamaah. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Minat
masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji tidak pernah surut,
bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari jumlah pendaftar yang
terus melampaui kuota yang dijatah oleh pemerintah Arab Saudi. Artinya setiap
jamaah yang akan mendaftar pergi haji tidak serta merta dapat berangkat pada
tahun ia melakukan pendaftaran. Daftar tunggu terpaksa diberlakukan. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Fenomena ini
memberi implikasi yang tidak sederhana. Daftar tunggu yang harus dihadapi oleh
jamaah bisa mencapai waktu yang bertahun-tahun. Data tahun 2019 mencatat daftar
tunggu sudah mencapai waktu 20 tahun. Dengan adanya kewajiban menyetorkan dana
minimum bagi setiap jamaah yang mendaftar, maka muncullah timbunan dana yang
sedemikian besar. Dana setoran haji para jamaah tertahan selama bertahun-tahun
sampai waktunya jamaah diberangkatkan. Besarnya tidak tanggung-tanggung. Tahun
2021 ini saja Badan Pengelola Keuangan Haji melaporkan dana yang dihimpun sudah
mencapai jumlah 150,2 trilyun rupaih. Suatu jumlah yang sangat fantastik.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Dana yang
begitu besar ini perlu dikelola secara profesional dan penuh tanggung jawab.
Sebab ini adalah dana amanah umat Islam Indonesia yang telah menitipkan uangnya
untuk pelaksanaan ibadah haji nan suci. Beruntung pemerintah Indonesia cepat
tanggap untuk membentuk suatu badan khusus yang bertugas melaksanakan tata
kelola dana haji ini, yaitu BPKH Badan Pengelola Keuangan Haji.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">BPKH
terbentuk pada Juni 2017 berdasarkan Keputusan Presiden No. 74/P tahun 2017,
yang didasari oleh UU No. 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji.
Pemerintah melakukan langkah strategis untuk menyahuti aspirasi publik yang
mengkritisi manajemen sistem haji sebelumnya. Memang pengelolaan haji Indonesia
memiliki riwayat yang panjang sebelum terbentuknya BPKH. Namun biarlah itu
semua menjadi sejarah. Kini telah terbentuk sistem baru yang diharapkan dalam
melaksanaan tugas-tugas pengelolaan dana haji yang ideal sesuai harapan
masyarakat banyak.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Seiring
dengan perjalanan waktu BPKH yang masih muda belia ini mengemban tugas sebagai
pengelola dana haji dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">track record</i>
yang baik. Laporan pada Juni 2021 menyatakan BPKH mendapat predikat penilaian
WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK (Badan Pemerika Keuangan), untuk
Laporan Keuangan BPKH tahun 2020. Ini berarti WTP yang ketiga kalinya berturut-turut
diperoleh BPKH sejak 2018. Prestasi ini menunjukkan akuntabilitas BPKH yang
cukup mumpuni.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Harapan
masyarakat tentunya lebih tinggi lagi. BPKH sangat dinanti perannya dengan misi
dan visi yang benar-benar mengemban amanat dan aspirasi masyarakat muslim
Indonesia. Harapan tinggi yang dilaungkan publik itu antara lain<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam bentuk singkatan BPKH pula, yaitu
Bersih, Profesional, Kreatif dan Halal.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1. Bersih<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">BPKH
diharapkan benar-benar menjalankan tugasnya dengan azas bersih dan amanah.
Bersih dari praktik-praktik kotor kong kalikong memanipulasi dana yang
mengendap di tangan pengelola. Amanah dalam menjaga titipan dana umat dan sama
sekali tidak menyelewengkannya. Tata kelola dilakukan dengan transparan.
Transaksi keuangan yang dilakukan juga transparan. Penuh kejujuran dan tiada
dusta di antara kita. Unsur ini menjadikan BPKH sebagai yang memiliki
kredibilitas yang tinggi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Opini WTP
yang diperoleh sejak 2018 sudah memberi indikasi positif akan kinerja BPKH
dalam menegakkan aspek Bersih dan Amanah. Hendaknya prestasi ini dapat terus
dipertahankan dan ditingkatkan lagi kualitasnya dengan mengusung azas
transparansi di semua sektor pelayanan BPKH. Sertifikasi ISO 37001 yang
diperoleh juga membuktikan BPKH yang anti suap.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2. Profesional<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">BPKH diminta
bekerja secara profesional, kompeten dan mengerti akan tugas-tugas pengelolaan
keuangan. Anggota pengelola BPKH dalam bekerja menunjukkan sikap yang
bertanggung-jawab, sigap dan kredibel. Mereka paham sekali akan detail
pekerjaan yang diembannya. Keprofesionalan pekerja ditunjukkan dengan
sertifikasi ketrampilan kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan BPKH.
Sertifikasi ISO 9100 yang diperoleh patut terus dipertahankan untuk menjaga
kualitas manajemen BPKH.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3. Kreatif<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">BPKH juga
dituntut untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif.
Artinya perlu ada terobosan dalam memecahkan kebuntuan masalah yang
sewaktu-waktu datang menghadang. Dituntut kreatif dan inovatif dalam
meluncurkan program-program baru pengelolaan keuangan, bentuk-bentuk baru
pemanfaatan dana umat yang memberikan manfaat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tanpa berisiko tinggi. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Investasi
dapat dilakukan untuk aktifitas-aktifitas yang berkaitan langsung dengan haji,
seperti catering di tanah suci, hotel untuk jamaah Indonesia, transportasi
jamaah, dan lain-lain. Level kekreatifan ini sedemikian rupa sehingga tidak
menyalahi aturan dan norma islami yang diemban oleh lembaga keuangan Islam.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4. Halal<o:p></o:p></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Semua jenis
pekerjaan dan program yang dilaksanakan oleh BPKH hendaknya terukur
kehalalannya. Tiada unsur-unsur gharar atau melanggar etika, norma dan hukum
syariat. Kadar kehalalan pekerjaan BPKH perlu ditunjukkan dengan sertifikasi
halal dari MUI. Artinya BPKH siap untuk diaudit oleh lembaga MUI dalam sudut
pandang kehalalan secara syariat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Keempat
unsur di atas yaitu Bersih Profesional Kreatif dan Halal hendaknya benar-benar
menjadi ciri khas BPKH dalam menjalankan aktifitasnya. Keempatnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari BPKH dan sudah menjadi bagian tubuh dan
karakter BPKH di semua level. Baik itu karyawan biasanya maupun para
manajer/pemimpin pengelola BPKH.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Itulah
tantangan terbesar yang diemban oleh lembaga BPKH untuk dapat memenuhi harapan
besar publik dalam menjalankan tata kelola keuangan haji yang optimal.***<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">Banda Aceh,
17 November 2021<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><o:p> </o:p></p>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-42192575841499909442012-05-24T15:29:00.000+08:002012-05-24T15:31:02.575+08:00<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 18pt;">POKOK
POKOK PIKIRAN PEMBANGUNAN ACEH<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Oleh:
Dandi Bachtiar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Pemerintahan
yang baru di Aceh telah terpilih. Sebuah harapan telah digantungkan kepada
pengelola baru ini untuk membawa Aceh ke masa depan yang lebih baik.
Janji-janji kampanye dulu sudah saatnya
direalisasikan segera begitu masa bertugas dimulai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Berikut
masukan yang mudah-mudahan berguna kepada pengelola baru dalam menjalankan roda
pembangunan di Aceh dalam 5 tahun ke depan ini:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Menciptakan iklim yang sehat kepada
dunia usaha, jaminan keamanan berusaha, fasilitas kredit usaha yang mudah,
birokrasi yang sederhana untuk perizinan, ...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Menciptakan
lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya untuk masyarakat Aceh dengan cara:
membangun industri pertanian yang padat karya, usaha peternakan, perkebunan,
perikanan, ...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Membangun
infrastruktur dan fasilitas publik yang mendukung percepatan pembangunan,
seperti jalan tol, listrik, penyediaan air bersih, sarana komunikasi,
transportasi, ...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Membangun
pelabuhan ekspor di dua kawasan, timur dan barat, untuk melayani ekspor
hasil-hasil produksi rakyat di dua wilayah tersebut. Satu di wilayah Barat bisa
di Tapaktuan atau Meulaboh, dan di timur bisa di Lhokseumawe.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Menarik
investor asing sebesar-besarnya dengan persyaratan hanya investasi pada
bidang-bidang tertentu terutama yang memberi kesempatan kerja luas kepada
masyarakat Aceh, dan berorientasi ekspor. Kurangi sebisa mungkin investasi di
bidang tambang mineral yang tidak ramah lingkungan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Perangi
korupsi besar-besaran. Aparat pemerintahan harus menunjukkan teladan yang baik,
dengan bekerja keras, jujur, integritas tinggi, antusias, dan berorientasi
untuk kemaslahatan orang banyak. Budaya melayani harus benar-benar
dijalankan. Contoh pejabat publik yang
berintegritas dan sukses sudah ada seperti: Dahlan Iskan, Jokowi, Mahfud MD,
dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Identifikasi
potensi ekonomi Aceh, dan susun <i>road-map</i>
strategi pengembangannya. Sesungguhnya metoda sudah ada sejak puluhan tahun
silam, ketika Aceh Membangun menjadi cita-cita pasca konflik 1959. Tinggal
lagi, modifikasi dan revitalisasi perlu terus menerus dilakukan dengan konsisten.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Kawasan
industri Lhokseumawe pasca Arun harus tetap hidup. Komitmen pemerintah pusat
untuk revitalisasi kilang Arun sudah jelas. Akhir 2013 nanti, kawasan kilang
Arun akan menjadi tempat penerima gas impor yang akan dipakai untuk
menggerakkan industri-industri besar di Aceh dan Sumut. Kondisi ini harus
disambut oleh pemerintah Aceh dengan menyediakan infrastruktur yang lengkap dan
kuat di kawasan tersebut. PLTG bekas Arun dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk industri di sana. Sarana dan prasarana umum harus prima dan dijaga
dengan baik agar dapat melayani denyut kehidupan industrinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Bidang-bidang
andalan Aceh yang perlu dikembangkan, selain untuk konsumsi lokal, juga dapat
untuk ekspor. Pertanian/perkebunan: beras, kelapa sawit, coklat, pala, aren,
pinang, pisang, cabai, tomat, pepaya, mangga, rambutan, nenas, dan lain-lain.
Peternakan: unggas (ayam, itik, telur), kambing, sapi. Perikanan: tambak udang,
ikan air tawar, industri ikan laut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">10.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Industri
pariwisata dan sarana pendukungnya perlu juga menjadi perhatian khusus. Ciri
negara maju dan cerdas adalah yang mampu mengeksploitasi potensi pariwisatanya
menjadi sumber pemasukan yang utama. Ini menyangkut dengan perilaku dan budaya
yang dimiliki masyarakat di dalamnya. Investasi di industri jasa pariwisata
lebih kepada upaya mengubah perilaku masyarakat agar lebih ramah dan mampu membuat
betah pelancong dari luar untuk rela berlama-lama menghabiskan duitnya di Aceh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial Narrow', sans-serif; font-size: 14pt;">Kuala
Lumpur, 22 Mei 2012<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Cambria Math', serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<br />Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-31233027465845222692012-04-12T20:34:00.000+08:002012-04-12T20:35:17.763+08:00Gempa dan Pilkada Aceh<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: medium; "><p>Hari Senin 9 April lalu Aceh baru saja melangsungkan pilkada yaitu pesta demokrasi lokal untuk memilih Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh wilayah Aceh. Begitu besarnya gaung pilkada ini sehingga menyita hampir seluruh perhatian masyarakat Aceh untuk ikut berpartisipasi. Baik sebagai aktor yang bermain dalam perhelatan, maupun hanya sebagai pengamat.</p><p>Hari Selasa 10 April, hasil perhitungan cepat (quick-count) telah diumumkan. Yang menang adalah calon Gubernur dari Partai Aceh: Zaini Abdullah dan pasangannya Muzakkir Manaf. Walau bukan pengumuman resmi, namun seperti biasanya pemenang resmi yang akan diumumkan nanti oleh KIP sepertinya tidak akan melenceng jauh dengan hasil perhitungan cepat ini. Banyak pengamat perpolitikan Aceh mengkhawatirkan suhu politik akan memanas. Jauh-jauh hari sebelumnya, perseteruan politik antara PA dengan Irwandi Yusuf sangat tinggi. Dengan hasil sementara pilkada mengarah kepada calon dari PA, ada kemungkinan resistensi dari pihak pendukung Irwandi Yusuf akan muncul.</p><p>Hari Rabu 11 April, menjelang Ashar tiba-tiba gempa berskala besar dengan kekuatan 8,5 SR menggegar Aceh. Gempa yang dahsyat seperti mengulang tragedi 26 Desember 2004 silam. Dengan skala yang tidak jauh berbeda masyarakat Aceh sudah menduga bakal datang lagi tsunami yang mengerikan itu. Aceh panik! Ribuan orang berhamburan keluar rumah dan memenuhi jalan-jalan berlarian mencari tempat yang lebih tinggi dan aman. Asma Allah dilaungkan tak henti-henti.</p><p>Yang ingin saya sampaikan adalah: adakah hubungan antara Gempa Aceh dengan Pilkada Aceh ini? Mengapakah waktunya sangat berdekatan? Kebetulankah?</p><p>Jawabannya bisa beragam.</p><p>Pertama, tidak ada hubungan sama sekali. Pilkada ya pilkada. Gempa ya Gempa, fenomena alam biasa yang terjadi karena tumbukan lempeng bumi. Kebetulan Aceh berada dalam kawasan rawan gempa.</p><p>Kedua, mungkin saja ada hubungannya. Dalam memaknai hubungan spiritual makhluk dengan sang Khalik, fenomena alam dapat ditafsirkan sebagai manifestasi sarana komunikasi sang Khalik dengan makhluk ciptaannya. Manusia sebagai makhluk pilihan Allah yang dipercayakan menjadi khalifah di muka bumi hendaknya dapat membaca isyarat-isyarat alam yang muncul.</p><p>Berkaca dari peristiwa gempa dan tsunami 26 Desember 2004, banyak kalangan yang mengakui bahwa bencana itu sesungguhnya mengandung hikmah yang besar. Siapa yang sangka selepas tragedi dahsyat tersebut perdamaian Aceh dapat terlaksana dengan mudahnya. Pertikaian sengit yang sepertinya tak akan ada penyelesaiannya, akhirnya sirna. Aceh damai yang dirindukan itu benar-benar menjadi nyata.</p><p>Kini Allah kembali menurunkan isyarat yang sama kepada kita. Hikmah apa di sebaliknya? Seolah-olah Allah ingin kembali mengingatkan kita, masihkah ingin bertikai lagi? Masihkah damai yang ada ini ingin tetap dipertahankan?</p><p>Kepada pihak pemenang pilkada, hendaknya tidak perlu bersorak gembira. Jadikan kemenangan ini sebagai sarana pengabdian yang tulus ikhlas kepada kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat Aceh yang telah begitu lama diidam-idamkan. Kepada pihak yang belum menang, tidak perlu kecewa dan sakit hati sampai memboikot dan dendam berkepanjangan. Terimalah kenyataan dengan lapang dada. Toh, pilkada ini hanya sebatas urusan dunia yang berfungsi sebagai sarana pemberian mandat kepada yang harus bertanggungjawab menjalankan pelayanan kepada masyarakat. Pemenang pilkada adalah PELAYAN MASYARAKAT bukan PENGUASA BARU PEMERAS RAKYAT. Untuk itu mari kita dukung bersama-sama dan kita jaga perjalanan berpolitik ini dengan penuh tanggung jawab.</p><p>Hikmah besar dari fenomena gempa ini adalah Allah begitu sayang dan cinta kepada rakyat Aceh, sehingga kita diberinya peringatan dan isyarat melalui gempa ini. Allah sepertinya ingin mengingatkan, jangan macam-macam ya, mudah saja bagiKu untuk mengulangi kembali ancamanKu. Mudah-mudahan kita mampu membaca dan menafsirkannya. Amin.</p></span>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-69583943274024637542011-07-14T09:34:00.001+08:002011-07-14T09:36:45.967+08:00MENATA ULANG STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN ACEHOleh: Dandi Bachtiar<br /><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; text-align:center; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pendahuluan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Aceh adalah sebuah wilayah eksotik di ujung Barat pulau Sumatera yang terkenal di seluruh dunia ketika bencana dahsyat gempa dan tsunami melanda kawasan tersebut pada 26 Desember 2004. Sebelumnya, Aceh juga menjadi perhatian dunia disebabkan konflik politik yang berkepanjangan dengan pemerintah pusat. Ternyata di sebalik bencana besar terdapat pula hikmah besar, yaitu terwujudnya kesepakatan perdamaian politik di antara pihak-pihak yang bertikai pada 15 Agutus 2005 (MoU Helsinki). Penderitaan rakyat Aceh akibat perang dan bencana alam mulai dapat direhabilitasi dengan adanya bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia dan impak dari perjanjian perdamaian dengan pemerintah pusat. MoU Helsinki juga memberi mandat kepada lahirnya Undang Undang Pemerintahan Aceh (UU-PA) dan berdirinya pemerintahan baru Aceh yang dipilih langsung oleh rakyat secara demokratis melalui Pilkada 2006. Pemerintahan Aceh ini memberi secercah harapan dalam membangun masa depan masyarakat Aceh yang lebih sejahtera.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">UU-PA memberi kewenangan yang luas kepada pemerintah Aceh dalam mengelola wilayah ini, termasuk wewenang pengelolaan hutan Aceh untuk kesejahteraan rakyat. Di awal tugasnya Gubernur Aceh Irwandi Yusuf telah mulai mencanangkan kebijakan positif di bidang pengelolaan hutan, yaitu jeda penebangan hutan (moratorium), melalui Instruksi Gubernur No. 5 tanggal 6 Juni 2007. Langkah ini dimaksudkan sebagai upaya penghentian sementara aktifitas eksploitasi hutan yang masif dan memberi ruang kepada usaha-usaha penataan ulang strategi pengelolaan hutan Aceh yang berkelanjutan. Gubernur bertekad melaksanakan tiga program selama moratorium, yaitu penataan ulang hutan Aceh (redesign), penanaman pohon untuk hutan yang rusak (reforestasi) dan mengurangi laju kerusakan hutan (reduksi deforestasi). Tulisan ini membahas sejauh mana implementasi yang telah dijalankan dan mencoba melihat celah-celah ketimpangan yang muncul serta menambah beberapa masukan yang dapat memberi kontribusi positif dalam penataan strategi pengelolaan hutan Aceh ke depan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Hutan Aceh sebagai Sumber Daya</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Luas wilayah daratan Aceh meliputi 55.400 km<sup>2</sup> ( 5.54 juta Ha) dimana 60,22% nya masih ditutupi oleh hutan. Ini bermakna kawasan hutan yang ada di Aceh mencapai luas sekitar 3,34 juta Ha [<b style="">1</b>]. Sebagian besar kawasan hutan tersebut berfungsi sebagai hutan lindung 55%, hutan konservasi 25% dan hutan produksi 20%. Hutan lindung adalah kawasan yang keadaan alamnya diperuntukkan sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, pencegahan erosi dan pemeliharaan kesuburan tanah. Hutan konservasi adalah kawasan hutan yang dijaga kelestariannya karena berperan sebagai perlindungan flora dan fauna, wisata alam dan pengembangan riset ilmu pengetahuan. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang ditumbuhi oleh pepohonan keras yang diusahakan untuk dipungut hasilnya. Dari distribusi fungsi hutan di atas, terlihat 80% hutan Aceh masih terjaga sebagai kawasan yang lestari. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laju pengrusakan hutan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan ekonomi manusia yang terus bertambah. Data pada tahun 1997 menunjukkan kawasan hutan Aceh masih berkisar pada 63,6% [<b style="">2</b>]. Perbandingan dengan data BRR di atas yang merujuk kepada data hutan Aceh tahun 2000, bermakna sepanjang 3 tahun telah terjadi pengurangan lahan hutan sebanyak 3,38%.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Namun adakah selama ini masyarakat Aceh telah mengambil keuntungan maksimal dari pemanfaatan hutannya? Kalau kita melihat data angka kemiskinan Aceh yang masih tinggi jelas terlihat bahwa hutan Aceh masih belum berkontribusi kepada tingkat kesejahteraan rakyat. Bermakna sistem pengelolaan yang selama ini dijalankan hanya dinikmati oleh sebagian kecil komponen masyarakat, terutama pihak yang mendapat konsesi langsung dalam pengusahaan hasil hutan. Sistem pemberian konsesi HPH kepada pemodal, perkebunan besar kelapa sawit dan sistem pemungutan hasil hutan lainnya tidak memberikan keuntungan kepada masyarakat sekitar hutan, malah menjadikan mereka sebagai buruh-buruh kasar yang terpinggirkan nasibnya di kawasan industri pengelolaan hutan. Justru yang menikmati hasil hutan ini adalah cukong-cukong kayu di luar Aceh yang memodali usaha serta segelintir oknum-oknum di pemerintahan yang bermain mata dengan pemodal besar. Ditambah lagi dengan maraknya aktifitas penebangan liar (illegal logging) semakin menambah kerusakan hutan Aceh.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Paradigma Baru Pengelolaan Hutan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pemerintahan Aceh yang baru terpilih secara demokratis di tahun 2006 memiliki keuntungan psikologis dalam memulai pengabdiannya. Pemerintah ini tidak memiliki beban masa lampau yang dianggap telah mengelola dengan tidak becus. Visi Aceh Green yang dicanangkan sebagai strategi baru pengelolaan hutan Aceh yang berkelanjutan dapat dianggap sebagai angin segar sehingga harapan rakyat banyak disandarkan pada program baru ini. Wakil Gubernur Muhammad Nazar juga menyebutkan ini sebagai paradigma baru, dari pengelolaan hutan yang sebelumnya menitikberatkan pada pemanfaatannya, menjadi lebih kepada upaya rehabilitasi dan konservasi [<b style="">3</b>].</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Visi Aceh Green pada intinya adalah upaya konservasi hutan yang diintegrasikan dengan tata kelola lahan, pengembangan komunitas, komersialisasi hutan, penggunaan energi terbarukan berkaitan dengan isu perubahan iklim global [<b style="">4</b>]. Visi ini mencoba meraih simpati dunia internasional, dengan mengaitkan upaya konservasi hutan Aceh sebagai salahsatu penyangga paru-paru dunia.<span style=""> </span>Suatu cita-cita yang amat luhur di mata penggiat lingkungan internasional. Hutan Aceh dikondisikan bukan saja sebagai sumber daya kepada masyarakat lokal namun juga berperan penting dalam melindungi bumi dari bencana pemanasan global. Hutan Aceh menjadi amat penting bagi seluruh penduduk dunia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ambisi besar Gubernur Irwandi dalam implementasi konsep ini diwujudkan dengan kehadiran beliau dalam pertemuan-pertemuan tentang iklim global yang disponsori oleh PBB dan ikrar beliau untuk mengikutkan Aceh sebagai pionir dalam program REDD, yaitu Reducing Emissions from Deforestation and forest Degradation in Developing Countries. Program ini idenya muncul dari pihak negara industri maju yang aktifitas ekonominya menghasilkan emisi karbon yang telah melebihi kuota yang ditentukan oleh Protocol Kyoto [<b style="">5</b>]. Kelebihan emisi karbon ini harus dikurangi, namun tentunya akan berpengaruh pula kepada laju pertumbuhan ekonomi negara mereka, suatu hal yang tidak mereka inginkan. Jalan keluar yang ditempuh adalah mencari kompensasi agar laju pertumbuhan ekonomi negara tidak terhenti, dengan cara membeli kelebihan karbon yang dimiliki oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia dimana terdapat simpanan karbon yang melimpah dari hutan Aceh ini. Gubernur Irwandi menangkap ini sebagai peluang sumber pendanaan yang besar dalam pengelolaan hutan Aceh, dengan menjaganya tetap lestari.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kritik terhadap Aceh Green</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Meskipun sekilas terlihat konsep Aceh Green dan implementasi REDD untuk hutan Aceh cukup menjanjikan, namun ternyata masih banyak pihak yang meragukannya. Bahkan mulai muncul kelompok-kelompok yang bersuara keras menentang program ini. Logika yang diusung oleh pihak ini adalah program REDD hanya sekedar tipuan dan merupakan bentuk penjajahan baru dari negara Barat. Hutan Aceh akan tergadaikan, demi kelangsungan pertumbuhan roda ekonomi negara maju. Mereka terus dengan leluasa memproduksi emisi karbon ke atmosfer bumi, sementara kita di Aceh dipaksa menjaga hutan-hutan tidak ditebang demi menyerap karbon dunia. Dana kompensasi dikuatiri tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas, malah akan terhenti pada pihak-pihak tertentu yang tidak layak menerimanya. Kedaulatan wilayah hutan juga menjadi lemah, ketika pihak negara maju yang akan memberi dana kompensasi meminta jaminan konservasi hutan dengan monitoring langsung ke wilayah-wilayah hutan kita. Tiada jaminan bahwa selain monitoring mereka tidak mencampuri sumber-sumber daya lainnya yang terkandung dalam hutan kita. Salahsatu contoh terbaru kasus penolakan ini disuarakan oleh Greenomics Indonesia, yang menemukan fakta bahwa Carbon Conservation Ltd yang ditunjuk oleh Gubernur Aceh sebagai broker kredit karbon hutan Aceh, telah menukar nilai uang karbon hutan Aceh menjadi bentuk saham dalam perusahaan tambang asing yang berinvestasi di Aceh [<b style="">6</b>]. Di saat masyarakat Aceh belum mendapatkan kompensasi apa-apa dari hutannya, ternyata pihak agen asing telah menuai keuntungan. Sungguh ironis, jika akhirnya masyarakat Aceh kembali gigit jari, dan pihak asing yang justru menikmati manfaat langsung upaya konservasi hutan Aceh.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Revitalisasi Aceh Green</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Bagaimana pun, konsep Aceh Green yang fokus pada konservasi merupakan sebuah ide yang brilian. Namun perlu ada upaya kontemplasi dan penataan ulang yang cerdas dalam implementasi ideal konsep tersebut. Point penting <b style="">pertama</b> yang perlu diingat adalah niat yang ikhlas untuk kesejahteraan masyarakat. Apakah konsep yang diluncurkan benar-benar dilandasi tekad kuat demi kemaslahatan rakyat, atau ada udang di balik batu, yaitu untuk kepentingan diri dan kelompoknya semata. Jika tekad telah bulat dilandasi semangat kebersamaan insya Allah akan ada solusi untuk langkah berikutnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kedua</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">, penegakan hukum yang tegas. Tindakan ini perlu untuk menjaga program dapat berjalan dengan sempurna. Manakala terdapat pelanggaran terhadap program, perlu ada mekanisme yang jelas dan tegas dalam memberi tindakan hukum. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Ketiga</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">, sosialisasi yang intens dan terarah kepada semua pihak yang berkepentingan, sehingga tujuan mulia program benar-benar dipahami oleh masyarakat. Contohnya sosialisasi pemahaman REDD, apakah murni sebagai mekanisme insentif kepada negara yang sukses menjaga hutannya demi paru-paru dunia, atau program kamuflase semata dari negara penghasil emisi karbon.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Keempat</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">, adanya mekanisme yang memungkinkan partisipasi masyarakat dalam mengajukan ide-ide brilian berkenaan dengan konservasi hutan. Mekanisme ini dapat berupa dialog yang intens, seminar, perlombaan dan bentuk partisipasi lainnya. Keterlibatan pihak akademik di kampus-kampus juga menjadi bagian dari mekanisme ini. Mekanisme diharapkan mampu menjaring pemikiran segar, orisinal dan asli muatan lokal sehingga menambah nilai kemandirian program yang diusung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Mencermati program utama Aceh Green dalam redesign, reforestasi dan reduksi deforestasi, berikut beberapa alternatif implementasi yang dapat menambah khazanah kandungan program:</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Pariwisata Hutan</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">; akan menjadi sumber devisa yang menjanjikan apabila dapat dikemas dengan profesional. Modal utama yang ‘dijual’ adalah kawasan hutan konservasi Leuser yang kaya dengan flora dan fauna langka dunia, seperti orang utan, gajah, harimau, bunga raflessia, plasma nutfah sebagai sumber keanekaragaman hayati.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Perkebunan Aren</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">; potensi aren sangat menjanjikan dalam menghasilkan bahan bakar bio (biofuel). Aceh dapat menjadi pionir dalam mengangkat potensi tanaman asli hutan ini.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Energi Panas Bumi</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">; eksplorasi panas bumi dapat dijadikan sebagai sumber energi abadi untuk memproduksi gas hidrogen secara ramah lingkungan. Hidrogen diramalkan akan menjadi energi masa depan dunia, jika dapat diproduksi dengan menggunakan sumber energi terbarukan maka statusnya akan benar-benar menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Sumber pendanaan dari implementasi murni REDD dengan melibatkan sebanyak mungkin masyarakat lokal dalam pelaksanaannya, akan benar-benar mewujudkan cita-cita yang diemban oleh konsep Aceh Green, yaitu sejahtera tanpa merusak hutan. Akhirnya, konsep Aceh Green diharap benar-benar menjadi milik rakyat Aceh, sehingga siapa pun yang menjadi pemimpin Aceh kelak akan tetap menjalankan program ini secara berkesinambungan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Kuala Lumpur, 14 Juli 2011</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Penulis: <b style="">Dandi Bachtiar</b>, email: dandibachtiar@gmail.com</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman","serif";">Referensi:</span></b></p> <p class="Pa7" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="color: black;"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="A3"><span style="font-size: 10pt;">Saodah Lubis, Hariadi Kartodihardjo, Wiratno, Stepi Hakim, Taqwaddin, dan Yusdinur Usman, <i style="">Sebuah Pemikiran Kebijakan Pengelolaan Hutan Aceh</i>, BRR-NAD-Nias, Banda Aceh, 2008</span></span><span style="font-size: 10pt; color: black;"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Rodolphe De Koninck, Stephane Bernard, and Marc Girard, <i style="">Aceh’s Forests as an Asset for Reconstruction?</i>, Proceedings of First International Conference of Aceh and Indian Ocean Studies, Banda Aceh, 24-27 February 2007</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Harian Waspada, 30 Desember 2009, <i style="">Pemerintah Aceh Ubah Paradigma Pengelolaan Hutan</i></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: left; text-indent: -0.25in;" align="left"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Aceh Green, <i style=""><span style="">Green Economic Development and Investment Strategy for Aceh, Indonesia</span></i><span style="">, July 2008, </span><a href="http://www.aceh-eye.org/">http://www.aceh-eye.org/</a> data_files/english_format/economic/economic_analysis/eco_analysis_2008_07_00.pdf</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: left; text-indent: -0.25in;" align="left"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Fajar Jasmin, <i style="">REDD: Selamatkan Hutan Indonesia Demi Masa Depan Dunia</i>, </span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0.25in; text-align: left;" align="left"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://iklimkarbon.com/2009/12/21/redd-selamatkan-hutan-indonesia-demi-masa-depan-dunia/">http://iklimkarbon.com/2009/12/21/redd-selamatkan-hutan-indonesia-demi-masa-depan-dunia/</a></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Harian Media Indonesia, 5 Mei 2011, <i style="">Greenomics Menentang Hutan Aceh Jadi Aset Transaksi.</i></span></p> <br /></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-73418520616809114012010-10-28T15:56:00.000+08:002010-10-28T15:57:58.827+08:005 Rahasia Sukses Saya Menulis<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COwner%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COwner%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COwner%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; text-align:center;} @page Section1 {size:595.45pt 841.7pt; margin:1.0in .8in 1.0in 1.2in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; text-align:center; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="left">Oleh: Udo Yamin Majdi
<br />
<br />Dua hal yang menggerakan kita berbuat atau bergerak, menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab Al-Qa'idah fi al-Mahabbah (Dar Ibnu Hazm, 1999), adalah cinta (al-mahabbah) dan keinginan (al-iradah). Begitu juga dalam menulis, kita butuh cinta sekaligus keinginan.
<br />
<br />Dari cinta dan keinginan itu, melahirkan kemauan alias kesungguhan. Dalam bahasa Arab, kesungguhan ini kita kenal dengan kata "jihad". Kalau saya rumuskan atau formulasikan rahasia sukses saya menulis, maka ada lima hal:
<br />
<br />1. Jujur
<br />
<br />Jujur adalah pintu masuk segala kebaikan. Sebaliknya, dusta pintu masuk segala kejahatan. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad Saw. masih mentolerir seorang pemuda yang minta izin untuk mencuri, mabuk-mabukan dan berzina, asal siap menjalani satu syarat, yaitu jujur. Ternyata syarat jujur ini membuat sang pemuda tidak berani melakukan tiga dosa besar itu, sebab dia akan malu, manakala rasul bertanya, lalu dia jujur telah berbuat dosa. Dan akhirnya dia menjadi orang baik.
<br />
<br />Dalam menulis, kejujuran ini sangat penting. Bahkan pertama dan utama. Kejujuran ini akan membuat karya seseorang bermakna dan menjadikan seorang penulis memiliki integritas. Makna dan integritas inilah yang akan menggerakan banyak orang berubah, sesuai dengan apa yang kita tulis.
<br />
<br />2. Istiqamah
<br />
<br />Betapa banyak orang yang begitu semangat ingin menjadi penulis, pada awalnya. Namun, akhirnya mereka gagal menjadi penulis sebab tidak istiqamah. Padahal, mereka tinggal satu langkah lagi untuk menjadi sukses dalam bidang kepenulisan. Orang yang tidak istiqamah, alias punya mood musiman, tidak pernah akan meraih apa yang dia inginkan.
<br />
<br />Manakala kita ingin sukses, istiqamahlah! Kita istiqamah dengan prinsip dan nilai hidup kita. Kita istiqamah dengan visi, misi dan strategi hidup kita. Kita istiqamah dengan target dan jam biologis kita menulis. Kita istiqamah untuk menekuni dunia kepenulisan.
<br />
<br />3. Hikmah
<br />
<br />Kita menulis, salah satu tujuannya adalah karena kita ingin berbagi hikmah. Bagaimana mungkin kita akan memberikan hikmah itu, kalau kita tidak memilikinya? Kita harus memungut hikmah dari mana saja, baik dari pengalaman hidup kita sendiri, maupun orang lain. Yang jelas, bagi saya, sumber hikmah itu adalah Al-Quran. Sebab, dalam surat Yasin ayat pertama, Allah memberitahu kita bahwa Al-Quran penuh dengan hikmah.
<br />
<br />Oleh sebab itu, sebelum kita menulis, bukalah mata, telinga dan hati kita untuk siap mendapatkan pengetahuan, informasi, dan ilmu. Dengan mata kita bisa membaca, meneliti, mencermati, dan memperhatikan apa dan siapa saja, terutama buku. Dengan telinga, kita bisa menangkap suara kebenaran, keindahan, dan keharmonisan, baik dalam diri kita, maupun di luar diri kita.
<br />
<br />4. Aktif
<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<br /> <!--[endif]--></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: left;" align="left">Menulis itu memang dunia sunyi. Namun itu hanya berlaku saat kita menuangkan ide saja. Namun untuk mencari ide dan menentukan cara kita menuangkan ide, kita butuh keramaian. Betapa banyaknya karya yang tidak menggerakan pembaca, sebab isinya bagaikan menara gading; ada kesenjangan antara idealisme dengan realitas, hanya bicara "seharusnya", bukan "apa adanya".
<br />
<br />Karena kita harus aktif di berbagai organisasi, terutama komunitas kepenulisan. Tujuannya, selain untuk mengasah EQ kita dalam "membaca" siapa pembaca kita, juga untuk mempertahankan semangat kita. Biasanya, kalau kita lagi down, lalu kita silaturahmi dengan teman-teman yang lagi aktif menulis, insya Allah semangat kita kembali berkobar.
<br />
<br />5. Dinamis
<br />
<br />Bila hidup kita tidak dinamis, alias datar-datar saja, maka kita akan bosan. Begitu juga dalam dunia kepenulisan, kalau kita menulis hanya "itu-itu" saja, yakinlah bukan hanya pembaca kita yang bete, namun diri kita sendiri. Berbeda dengan orang yang dinamis, hidup mereka seperti spiral semakin naik dan semakin besar, mereka akan terus semangat. Kesuksesan kecil yang mereka raih, membuat mereka bangkit untuk meraih kesukses lain. Akumulatif dari kesuksesan kecil itu, melahirkan kesuksesan besar. Meledaknya kesuksesan ini, kita kenal dengan momentum. Setiap orang punya momentum untuk sukses.
<br />
<br />Salah satu cara kita agar dinamis dalam menulis adalah selalu menilai karya kita setiap saat. Dalam menilai, kita bandingkan karya kita hari ini dengan karya kita hari yang lalu. Jangan membandingkan karya kita dengan orang lain. Sebab, manakala pembandingnya lebih tinggi dari kita, maka kita akan kurang pede, bahkan putus asa. Sebaliknya, manakala pembanding kita lebih rendah, akan membuat kita terlalu pede, bahkan sombong.
<br />
<br />Oleh sebab itu, bandingkan diri anda dengan diri Anda pada masa lalu. Kalau lebih baik beruntunglah. Kalau sama, Anda merugi. Kalau lebih jelek, Anda akan celaka. Tentu saja, kita akan memilih, hari ini lebih baik dari hari kemaren dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
<br />
<br />Dan hal lebih penting lagi, yang membuat hidup kita dinamis adalah kemampuan kita mengaitkan diri kepada Allah. Sebab orang yang dekat kepada Allah, hidupnya akan terus tumbuh dan berkembang ke arah lebih baik. Ketika kita futur, misalnya malas sholat, maka kita akan malas melakukan yang lainnya, akhirnya kita bermasalah dengan orang sekitar. Karena banyak masalah, menarik diri dari pergaulan. Akhirnya, mereka tidak berkembang, bahkan jiwanya mati.
<br />
<br />Rumusnya, kalau hubungan kita kepada Allah harmonis, insya Allah kita akan hormanis dengan diri sendiri. Kalau dengan diri kita harmonis, insya Allah kepada orang lain akan hormonis pula. Begitu juga sebaliknya. Jadi, sebelum Anda menjadi penulis, selesaikan dulu hubungan Anda dengan Allah, diri Anda dan orang lain. Dengan kata lain, perbaiki dulu SQ, IQ dan EQ Anda! Bila tidak, maka tulisan Anda akan menjadi sampah!
<br />
<br />Lima kunci tersebut, saya beri nama sesuai dengan singkatannya J-I-H-A-D. Saya menyakini, kalau saya bersungguh-sungguh melaksanakan lima prinsip dan nilai ini, maka saya akan sukses. Dan al-hamdulillah, hal itu ternyata terbukti. Silahkan siapa lagi yang ingin membuktikannya?
<br />
<br />Wallahu alam bish shawab.</p> Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-15375703448771912422010-10-02T20:52:00.003+08:002010-10-02T21:35:21.651+08:00Tragedi KA Argo Bromo Anggrek<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBerUdEgM06KdM3zPUqd-w58e4C5Nh4uhI3Kera1jHdv3Zmw28CMOtbcjeeQo78Qovg4fK9F0Kcc7thHYwBol8jzsqqzXClL74b8J4wjFhqkaOxNyr0c-DMjUXVaJ9Kr3qmonS/s1600/argo+bromo.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 219px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBerUdEgM06KdM3zPUqd-w58e4C5Nh4uhI3Kera1jHdv3Zmw28CMOtbcjeeQo78Qovg4fK9F0Kcc7thHYwBol8jzsqqzXClL74b8J4wjFhqkaOxNyr0c-DMjUXVaJ9Kr3qmonS/s320/argo+bromo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5523440166270804898" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Dunia transportasi Indonesia kembali berduka. Dini hari 2 Oktober 2011 tadi terjadi lagi <a href="http://regional.kompas.com/read/2010/10/02/10593928/Asisten.Masinis:.Lampu.Menyala.Merah">tabrakan kereta api eksekutif Argo Bromo Anggrek</a> Jakarta - Surabaya yang menyeruduk kereta api ekonomi Jakarta - Semarang di Stasiun Pemalang. Korban jiwa, luka berat dan luka ringan berjatuhan. Sampai malam korban jiwa sudah mencapai 33 orang, dan diperkirakan bakal bertambah lagi karena masih ada korban yang terjepit di dalam gerbong kereta yang hancur. Dari jumlah korban sudah terbaca dahsyatnya kecelakaan ini.<br /><br />Tragedi demi tragedi di dunia transportasi Indonesia tampaknya masih terus datang dan menghantui. Sudah saatnya kita sadar dan membenahi sistem transportasi ini secara menyeluruh dan sistematis. Secara politis, Presiden dan Menteri Perhubungan adalah pihak yang paling bertanggung-jawab terhadap tragedi ini. Pada zaman Orde Baru dahulu, musibah besar di bidang transportasi tidak dapat menyentuh level manajemen tertinggi. Paling-paling yang diseret ke pengadilan adalah level operator di lapangan. <a href="http://lapanpuluhan.blogspot.com/2007/01/tenggelamnya-kapal-tampomas-ii.html">Tragedi Tampomas II</a> tahun 1981 dan <a href="http://valkyriedwin.blogspot.com/2009/04/tragedi-kereta-19-10-1987.html">Tragedi Bintaro</a> tahun 1987 yang menelan korban jiwa ratusan nyawa, berlalu begitu saja. Pihak yang dipersalahkan hanya personil yang mengoperasikan alat di lapangan. Padahal penyebab utama kecelakaan tersebut jika ditelusuri jauh sampai ke akarnya, akan terkena pihak-pihak yang bertanggung-jawab pada level manajemen.<br /><br />Mari kita simak lagi kisah tragedi-tragedi silam pada link di atas, akan terbaca bahwa semuanya ini bermula dari manajemen yang rapuh dan pengelolaan sistem transportasi yang tidak profesional, mulai dari level yang paling atas. Namun, para Menteri dan Dirjen terkait dapat lepas dari kesalahan karena diselamatkan oleh sistem pemerintahan Orde Baru yang anti-kritik dan otoriter tersebut.<br /><br />Kini, eranya reformasi. Eranya transparansi dan pertanggungjawaban publik perlu dikedepankan. Mari kita tunggu, apakah presiden SBY berani memberikan sanksi kepada Menteri Perhubungan dan jajarannya. Setidaknya perlu ada pembenahan yang nyata dan terang untuk masa depan transportasi Indonesia yang lebih baik.<br /></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-11444779074599803332010-10-01T11:13:00.003+08:002010-10-02T04:39:54.128+08:00Banda Aceh Tempo Doeloe (2)<div><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><b>Pelacur di Peunayong, Gudang Preman arah Jambo Tapee</b></span></div><div><br /></div><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Oleh: Hasyim KS</span><div><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><br /></span></span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Kita tidak tahu apakah ketika tahun 1205 M sebagai awal ditetapkan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">lahirnya kota Banda Aceh, apakah nama tersebut memang Banda Aceh </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">(Bandar Aceh) atau ada yang lain. Kalau direnung-renungkan, kiranya </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">jauh lebih tua Banda Aceh dengan Malaka, atawa pusat kerajaan Islam </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Moghul di Delhi India maupun beberapa kesultanan di Indonesia Bagian Timur. Tapi mana sisa-sisa sebuah kota yang berpredikat bandar itu?</span></span></span></span></div><div> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Tanpa mengecilkan arti benar tidaknya ada sebuah bandar hebat ketika itu, siapapun mengakui yang tahun 1205 M itu adalah munculnya kerajaan Aceh Darussalam dengan Sultan pertamanya Alaidin Johan Syah. Mungkin </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">saja ibu kota kerajaan itu memang di Banda Aceh sekarang yang jaraknya </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">5 KM dari lalulintas samudera ketimbang sebuah kota sebagai bandar </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">pelabuhan seperti Malaka, Makassar dll, yang juga muncul di abad-abad lampau.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Sebagian kita barangkali telah terbawa arus berimajinasi dari </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">orang-orang tertentu zaman kini tentang adanya sebuah kota berstatus </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">bandar pelabuhan yang sibuk. Imajinasi-imajinasi demikian membuat kita </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">menerima saja akan sesuatu, sebagai meyakinkan bahwa kita juga memiliki sebuah kota macam Malaka, Palembang, Bengkulu dll lagi. Sekali lagi tanpa mengecilkan arti keberadaan sejarah yang pernah melintas di negeri ini, kita cukup bangga dengan runutan para Sultan dan Sultanah yang memimpin Kerajaan Aceh Darussalam yang memang jelas ada dan bahkan telah berpengaruh sampai ke tingkat internasional pada abad-abad lalu tersebut.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Dari berbagai catatan, diperoleh data tanpa mengecilkan arti Banda Aceh yang telah berusia lebih 7 abad ini, tentang lebih mencuatnya beberapa pelabuhan di Pantai Barat yang berhadapan dengan Samudera Hindia, tanpa predikat bandar, semenjak dari Negeri Barus sampai ke kawasan Aceh Besar. Dalam peta-peta kuno jalur pelayaran para nakoda asing, tercantum nama-nama pelabuhan yang pada jadwal-jadwal tertentu </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">mereka wajib singgah untuk membeli ataupun membarter berbagai jenis rempah-rempah. Baiklah kita telusuri peta kuno para pelaut asing tersebut seperti yang diungkapkan dalam buku Aceh Sepanjang Abad oleh Mohd.Said. Adalah pelabuhan-pelabuhan tersebut berikut ini dalam </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">ejaan lidah pelaut asing, yakni: Barus, Tepus, Singkli (Singkil), Trumon, Mukki (Meukek), Labonarge (Labuhanhaji), Talafao (Lhokpaoh), Susu/Pulo Kiyu (Susoh/Pulau Kayu), Qualah Batto (Kuala Batee), Rigas (Rigah), Kluwang (Keuluang) dan Anambelu (diperkirakan pelabuhan Inong Balee-Pen).</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Mereka, pelaut-pelaut asing itu tidak mencantumkan adanya Sibolga, Tapaktuan, Meulaboh, Calang, maupun Banda (Bandar) Aceh. Lagi-lagi tanpa mengecilkan arti sebuah nama, semua orang mengakui bahwa keberadaan Kerajaan Aceh Darussalam dengan petinggi pertamanya Sultan Alaidin Johan Syah memang telah ada semenjak 795 tahun lalu. Dengan Perda Aceh No. 5/1988, ditetapkanlah tanggal keberadaan Banda Aceh bertepatan dengan hari Jumat, 1 Ramadhan 601 H, atau 22 April 1205 M. Namun apakah ada tidaknya sebuah bandar (kota pelabuhan) ketimbang ibu kota sebuah kerajaan yang berwibawa, para peneliti </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">sejarah jugalah yang mampu mengungkapkannya. Wallahualam bissawab.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span style="font-weight: bold;">Cuma 6 Sekolah Dasar </span><br /></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Setelah penyerahan kedaulatan 1949, Banda Aceh yang disebut sebagai Kutaraja hanya memiliki 5 Sekolah Dasar (SD) yang ketika itu disebut Sekolah Rakyat (SR). Menurut salah seorang murid dari salah satu SD tersebut, Din Pawang Leman (68) seorang tokoh masyarakat dari Leupeung, lokasi SR tersebut masing-masing: SR seleretan SMU 1, sekarang SD 7 dan 9. SR di Jln Mohd Jam, sekarang pertokoan antara lain Supermarket Yusri.SR di Lampoh Jok Peuniti, sekarang SD 3 dan 42. SR di dekat Gudang Preman (Jln. T. Nyak Arief) depan Kantor DOLOG, sekarang SD 4 dan 15. SR di Kampung Jawa, sekarang sudah dibongkar. SR Neusuh, sekarang bangunan baru sebagai SD 32. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Tahun 1950 muncul satu-satunya Sekolah Rendah Islam (SRI) Al Qariah berlokasi di belakang Masjid Raya Baiturrahman. Tahun-tahun berikutnya muncul satu-satunya di Aceh yaitu SMA Negeri (SMU 1 sekarang). Dan Sekolah Guru Bantu (SGB) dan Sekolah Gura Atas (SGA) menumpang pada ruang belakang Gereja Pante Pirak. Menjelang tahun 1956 muncul gedung baru untuk SGA berlantai 2 sederetan Kolam Renang Pante Pirak sekarang.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Peunayong dan Gudang Pereman</span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Sebelum Perang Dunia II, kalau anda keluar melancong sore dan pulang malam, ternyata ketahuan dari kawasan Peunayong di seberang Kali Aceh, jelas anda dicurigai sebagai baru pulang plesir dengan pelacur. Ternyata sarang si Kupu-Kupu Malam ini memang terkenal di kawasan Peunayong ketika itu. Beberapa pengakuan orang-orang lama, ketika itu obat penyakit perempuan (maksudnya Sipilis/ Raja singa- Pen) belum ada. Pasien-pasien yang diterima di Rumah Sakit Kuta Alam (sekarang Rumah Sakit Tentara) adalah si Hidung Belang yang terkena sipilis. Satu-satunya pertolongan yang mampu diusahakan dokter adalah memasukan slang karet ke lobang batang alat kelamin lalu menyemprotkan sejenis cairan. Dan si sakit sudah tentu berteriak-teriak kesakitan. Dengan pengobatan demikian ada yang sembuh namun tidak jarang yang tak mempan meninggal digerogoti penyakit perempuan tersebut.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Dan apa pula yang disebut "Gudang Preman" itu? </span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Maksudnya kalau ke jurusan Jln. T. Nyak Arief sekarang ini, dulu disebut Jln Krueng Raya atau Jln Gudang Preman. Jalan itu tidak sepanjang Jln. T. Nyak Arief</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">sekarang, hanya sampai batas kota di Simpang Jambo Tapee. SimpangJambo tapee itu sendiri dikatakan sebagai daerah pinggiran kita. Di </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">sini ada lapangan ternak lembu perah milik keluarga India pakai sorban. (maksudnya etnis orang India Sikh/Benggali-Pen.) Kalau lewat Jambo Tapee ke arah Lamnyong atau Krueng Raya, di kiri kanan jalan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">tanpa aspal itu hanya ada sawah, rawa-rawa serta belukar. </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Jurusan jalan Gudang Preman yang disebut tadi, dulunya cukup suram </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">di malam hari dan bahkan sering dijadikan tempat menunggu seseorang </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">yang tak disukai untuk dibunuh. </span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Sebelum tahun 1930-an, Kutaraja memang </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">dalam keadaan remang remang di malam hari. Peneranganjalan hanya </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">dengan lampu minyak yang dimasukan dalam kotak kaca (lentera) yang </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">dipancangkan di tempat-tempat tertentu. Sementara toko-toko dan rumah-rumah orang kaya dan ambtenaar Belanda memakai lampu Strom King (Petromax) ukuran besar yang semprongnya macam jantung pisang. Jadi lampu yang diisi angin dengan pompa sepeda itu disebut juga lampu jantung.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Ternyata yang disebut Gudang Preman itu karena di salah satu sisi jalan yang sepi ini dulunya ada sebuah bangsal bekas gudang yang lokasinya kira-kira di belakang SD 4-15 sekarang. Tidak ada hubungan Gudang Preman dengan ke angkeran Jln. T. Nyak Arief itu. Preman yang dimaksud jangan disamakan sebagai sebutan untuk preman sekarang, sebagai tukang pukul, perampok maupun pencopet.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Menurut orang-orang lama, yang disebut preman itu dalam ejaan Belanda frijman. Atau dalam ejaan Inggris, freeman, adalah pria- pria yang tidak memiliki lapangan kerja tetap. Tepatnya "pria bebas" bahkan kaum penganggur pun dimasukan dalam jenis preman. Di bekas gudang itulah mereka berkumpul dan tinggal agar mudah ditemukan oleh para pembutuh tenaga kerja musiman. Kebanykan perman-preman itu terdiri dari perantau-perantau luar Aceh, semisal Jawa dan orang-orang Indonesia Bagian Timur. Bahkan pemerintah Belanda memberi mereka sekedar tunjangan.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Ke Kandang Babi, apa pula itu? <o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Tempo doeloe, kalau mau ke Jalan Teuku Umar arah ke Seutui orang akan mengatakan ke Kandang Babi. Ternyata dulu itu, semenjak Simpang Tiga Mata Ie sampai ke Taman Sari Baru atau Jln. Batee Kureng sekarang, lokasinya terdiri dari hutan pisang dan di dalam kebun pisang tersebut terdapat pemukiman kumuh, perkampungan orang Cina, khusus memelihara babi. Sampai tahun 1980, karena semenjak Simpang Jam sampai lewat Simpang Tiga Mata Ie telah berkembang menjadi kota, sisa-sisa peternak babi tersebut masih ada disekitar itu, agak masuk ke dalam dari Jembatan Goheng (sekarang Gedung SGO). Dan kemudian peternakan babi ini pindah ke Ujong Batee arah Krueng Raya, 15 Km dari kota. Begitu juga di jalan arah ke Seutu ini, ada satu kompleks yang disebut Kampung Keling, yang berseberangan dengan Kampung Blower (Sekarang Sukaramai). Sekarang ini di atas tanah kompleks Kampung Keling tersebut dibangun beberapa bangunan sebagai Taman Budaya Aceh. Yang disebut Kampung Keling itu terdiri dari sebaris kedai kayu berloteng sebanyak 16 pintu yang ditunjuk Belanda untuk hunian orang-orang India yang berprofesi sebagai laundry. Namun lokasi untuk etnis India lainnya berlokasi di Kampung Keudah. Di sini mereka memiliki rumah peribadatan. Tamil Temple untuk India Tamil dan Sikh Temple untuk India Sikh/Banggali.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Tempat hiburan<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Beberapa orang lama mengatakan di Kutaraja sebelum Perang Dunia II memiliki 2 gedung kumedi gambar. Maksudnya gedung bioskop, masing-</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">masing Deli Bioscope dan Rex Bioscope. Sebelum masuknya listrik ke Kutaraja, (kira-kira sebelum tahun 1930-an), pijar tembak bayanganfilm ke layar di pergunakan sinar lampu karbid yang sudah tentu hasilbayangannya tidak setajam proyektor listrik. Begitu juga filmnya yang hitam putih masih bisu dan proyektornya memiliki engkol untuk memutar film dengan tangan. Kalau tangan pegal tentu putarannya tidak tepat, lalu ditukar dengan tangan lainnya. Karena filmnya bisu, maka di barisan depan duduk sederetan pemain musik sebagai pengisi kebisuan itu. Baru kemudian Kutaraja kedatangan listrik dan sejalan dengan itu film pun sudah ada suara. Dua gedung bisokop yang dimaksud sekarang ini adalah Bioskop Garuda (Deli Bioscope) dan Rex, hanya tinggal hamparan pertapakan gedungnya yang dimanfaatkan oleh penjaja makanan di malam hari di kawasan depan Hotel Medan sekarang.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Setelah kemerdekaan di samping Bioskop Garuda yang penontonnya tingkat menengah ke atas, maka di Peunayong muncul satu bioskop namanya Tun Fang yang sekarang ini bernama Bisokop Merpati. Rumah-rumah hiburan kebanyakan didatangi oleh para petinggi Belanda yaitu disebut Kamar Bola yang dikemudian hari dikenal dengan BalaiTeuku Umar. Sayang bangunan yang berarsitek tempo doeloe itu yang memiliki ruangan yang luas telah dibongkar dan di sana berdiri seleretan pertokoan antara lain Sinbun Sibreh.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Dan tempat hiburan lainnya yang banyak dikunjungi oleh orang biasa dan anak-anak kapal adalah Taman Sari. Dulu sebagian orang gampong menyebutnya Taman Putroe Bungsu, karena di salah satu sisi taman ada sebuah patung porselen wanita cantik. Sampai sekarang di sana masih ada sebuah bangunan bundar bergaya lama sebagai pentas bermain musik, terutama di malam minggu.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Tempat rekreasi di luar kota ketika itu sangat sedikit, seperti Lhoknga, Mata Ie dan pantai Ulheelheue dimana khusus untuk orang-orang Belanda disediakan tempat mandi laut yang dipagari besi agar jangan diganggu oleh ikan buas berikut kamar mandi dan kamar pakaian. Tempat rekreasi Ulheelheue tersebut porak poranda ketika Kutaraja dilanda gempa besar sekitar tahun 1930-an.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 13.8pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(51, 51, 51);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">(Dipetik dari </span></span><a href="http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/04/24/0081.html"><span style="color: rgb(68, 85, 102);"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">sini</span></span></span></a><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">)</span></span></span></p></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-13189156481112797332010-10-01T10:59:00.004+08:002010-10-01T11:12:16.833+08:00Banda Aceh Tempo Doeloe (1)<p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><b>Pernah Cetak Uang & Sepeda Menunjukkan Status</b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Oleh: Hasyim KS</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Lenyapnya bekas-bekas sebuah kerajaan yang megah dari berbagai runtun</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">para Sultan dan Sultanah di Aceh, menurut perkiraan beberapa pengamat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sejarah adalah karena Aceh beda dengan kerajaan-kerajaan terkenal</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">lainnya di Nusantara dalam bangun membangun sarana. Ternyata Aceh</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">didominasi oleh budaya kayu sehingga tidak awet untuk ditemukan di</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">zaman sekarang ini. Kecuali beberapa monumen seperti Gunongan salah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">satu peninggalan Sultan Iskandar Muda berikut sebuah gerbang kecil</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sebagai pintu belakang istana yang disebut Pinto Khob, khusus untuk</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">para kerabat kerajaan untuk bersiram (manoe meu- upa) di Sungai Krueng</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Daroy. Plus beberapa situs sebagai makam- makam tua para penguasa dan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">keluarga kesultanan, awet karena terbuat dari bahan baku batu.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><b>Gedung-gedung Tua</b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kalau pun di usia 795 sekarang ini di Banda Aceh terdapat beberapa bangunan-bangunan tua yang telah antik, adalah bangunan-bangunan yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">berusia antara 70 sampai 100 tahun, rata-rata dibangun dalam masa kerajaan Aceh telah tiada setelah tahun 1874 M. Kecuali bangunan Masjid Teungku Anjong yang telah beberapa kali direnovasi yang berusia</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sekitar 300 tahun.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bangunan-bangunan yang sedikit yang berada di Banda Aceh tersebut</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">adalah Masjid Tgk. Anjong: Bangunan yang telah berusia lebih kurang 300 tahun</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ini terletak di Peulanggahan. Menurut buku "Masjid-masjid Bersejarah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">di Indonesia" oleh Abdul Baqir Zein, masjid ini dibangun oleh seorang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ulama di zaman Sultanan Alaidin Mahmud Syah di abad 18. Ulama</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">karismatik tersebut bernama Syeh Abubakar berasal dari Hadratulmaut</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">(Arab). Kebiasaan dalam masyarakat Aceh, seseorang yang menjadi tokoh,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">maka masyarakat memberian nama sebagai panggilan akrab, maka Syeh</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Abubakar diberi nama panggilan akrab Teungku Anjong. Untuk ukuran</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sekarang bangunan tersebut betul-betul antik dan tercantum dalam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sederetan koleksi masjid-masjid tua di Indonesia.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Masjid Raya Baiturrahman<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Masjid ini dibangun oleh pemerintah Belanda</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tahun 1879 dan siap pakai 1881. Ketika itu petingginya adalah Gubernur</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Militer dan Civil, Letnan Jenderal K. Van der Heijden yang merasa</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">harus mengganti Masjid Raya yang terbakar habis ketika penyerbuan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kumpeni Belanda tahun 1874. Ketika penyerbuan itu Masjid Raya terbuat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dari bahan kayu, beratap ijuk.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Beberapa catatan mengatakan banyak jatuh korban dikedua belah pihak</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">untuk merebut Masjid Raya yang dijadikan basis lasykar Aceh. Pasukan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Belanda berhasil menghancurkan masjid setelah menembakan meriam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">berpeluru api.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Beberapa jam setelah masjid yang telah jadi arang itu diduki, komandan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tertinggi Belanda, Jenderal Kohler yang sedang berada di halaman</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">masjid, tewas ditembak oleh sniper Aceh yang konon membidik sang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">jenderal dari belukar-belukar, kira-kira di sekitar bekas gedung PMABS</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sekarang.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Untuk mengembalikan kepercayaan orang Aceh, maka lima tahun kemudian</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dibangun penggantinya, sebuah masjid konstruksi beton dengan kubah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tunggal. Bangunan asli tersebut sekarang ini berada di tengah-tengah,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang ada jam kuno.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Masjid Raya Baiturrahman setelah beberapa kali perluasannya setelah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kemerdekaan Indonesia, telah memiliki 7 kubah dan 4 menara azan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">seperti sekarang ini. Sementara di halamannya yang dulu adalah jalanraya, berdiri sebuah menara setinggi 45 meter, yang disebut sebagai</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Menara Perjuangan dan adalah bangunan tertinggi di Banda Aceh.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pendopo Gubernuran<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Setelah Aceh diduki oleh pasukan kumpeni Belanda</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tahun 1874, setelah membenah negeri yang kemudian disebut masyarakat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Aceh sebagai Kutaraja (Jangan salah. Belanda lebih suka menyebutnya</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">"Kota Raja" yang jauh menyimpang dari makna Kutaraja sebenarnya. Ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">barangkali yang berbau kolonial yang perlu dikembalikan kepada makna</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kutaraja yang sebenarnya-Pen).</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tahun 1881 sebuah bangunan yang ketika itu disebut istana, siap</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dibangun di atas bekas bangunan istana Sultan Aceh yang disebut Dalam.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Di atas pertapakan bangunan Dalam itu dibangun sebuah rumah dinas</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">resmi bergengsi yang setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 disebut</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pendopo Gubernuran dan sekarang ini disebut Meuligoe (Mahligai),</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tempat resmi siapapun yang menjabat Gubernur Aceh.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bangunan ini bahan bakunya melulu dari kayu yang dipesan khusus dari </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kalimantan (kayu besi). Petinggi Belanda pertama yang menghuni tahun</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">1881 adalah Gubernur Militer dan Civil, Letnan Jenderal K. Van der</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Heijden yang oleh orang Aceh disebut "Jenderal Bermata Sebelah" karena</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ketika memimpin pertempuran di Samalanga, sebelah matanya cedera</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ditembus peluru lasykar Aceh.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dari berbagai sumber dikatakan semenjak siap huni tahun 1881 ada 22</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">petinggi Belanda yang menempati bangunan tersebut. Dan dalam masa</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pendudukan Jepang (1942-1945), hanya satu petinggi Dai Nippon sempat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menempati "istana" tersebut yaitu Jenderal Mayor Syozaburo Iino.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sentral Telepon<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bangunan bulat seperti mercusuar berlantai dua ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dibangun semasa masih berkecamuknya perang Aceh. Bangunan separoh</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">beton yang cukup tebal dibagian bawah sebagai perisai kalau ada</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">penyerbuan lasykar Aceh dan diatasnya bahan dari kayu yang tahan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">cuaca, terletak di persimpangan Jln. T. Umar dengan jalan ke arah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Neusu dan Meuligoe, tidak jauh dari Simpang Jam. Tepatnya dekat bekas</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">galon minyak Saleh Rahmani.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Inilah gedung pelayanan telepon satu-satunya yang beroperasi semenjak</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tahun 1903 milik Kumpeni Militer Belanda khusus untuk untuk keperluan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">perang Aceh. Sedangkan kantor pelayanan telepon untuk umum, dibangun</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tahun 1931 di lokasi Kantor Telepon sekarang dengan gedung dan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">peralatan moderen. Sayangnya gedung yang aslinya bukan diawetkan tapi</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dirubuhkan tanpa meninggalkan bekas sebagai bukti sejarah perteleponan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">di negeri ini.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bangunan bulat sentral telepon Kumpeni di dekat Simpang Jam, pada masa</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pendudukan Jepang 1942-1945, difungsikan juga untuk keperluan perang.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sampai menjelang tahun 1960 setelah Indonesia merdeka, bangunan kuno </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ini masih dipakai sebagai Kantor Telepon Militer Kodam I/Iskandarmuda </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang disebut Wiserbot (WB) Taruna. Sampai tahun 2000 sekarang ini </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">berturut-turut telah dipakai sebagai Kantor KONI, Kantor Surat Kabar </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Atjeh Post dan terakhir sebagai Kantor PSSI. Banyak yang mengharapkan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">agar bangunan ini jangan sampai dibongkar pula.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gereja Katholik<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gereja Katholik Hati Kudus ini diresmikan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pemakaiannya tanggal 26 September 1926 oleh Pastor pertama, Pastor</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kepala Augustinus Huijbregets.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bangunan terletak di ujung jembatan Pantee Pirak arah Simpang Lima</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dengan gaya Neo Clasik Modern. Bangunan panjang 30 M, tinggi ruangan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dalam 12 M, lebar 14 M, sementara tinggi menara 22 M. Dapat menampung</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">300 anggota jemaat.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Interior gereja ini dengan jendela yang diberi kaca berwarna jenis</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">staned glass dengan lantai keramik warna warni yang disusun dalam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bentuk mozaik, sehingga dinilai sebagai gereja yang berlantai indah di</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Indonesia.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dari catatan yang ada, baik kaca, lantai keramik maupun lonceng</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">gereja, semuanya di datangkan dari Negeri Belanda.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dalam kompleks gereja ini diperlengkapi bangunan-bangunan untuk</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pendidikan agama dan sekarang ini memiliki sekolah semenjak TK sampai</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">SMU.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Jauh sebelum tahun 1926, di tempat yang sama telah ada bangunan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">darurat untuk gereja yang dipimpin oleh seorang Pastor yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">didatangkan dari Negeri Belanda. </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dalam catatan sejarah keberadaan Kumpeni Belanda di Aceh, Pastor yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bernama Verbrak ini telah mengabdi selama 30 tahun dalam suasana</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">perang Aceh dan ikut sebagai Imam Tentara ke berbagai lokasi medan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tempur.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ketika tulisan ini diturunkan, Gereja Katholik berlambang ayam jantan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ini dipimpin oleh Pastor Ferdinando Severi berkebangsaan Italia.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ferdinando adalah petinggi Gereja Katholik Banda Aceh yang ke 17</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">semenjak Pastor Augustinus Huijbregts tahun 1926 tersebut.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Metro Market<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gedung tua lainnya dan barangkali tidak banyak yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">mengetahui riwayatnya yang telah mencapai 100 tahun ini, adalah yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sekarang dijadikan sebagai market mini Metro terletak di ujung Jln</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Diponegoro.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Yang mencemaskan adalah akan nasib gedung ini karena terbetik khabar</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang kalangan Balai Kota akan merestui untuk dibongkar dan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menggantikan dengan bangunan moderen untuk sebuah super market. </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gedung ini bentuknya memang sudah kuno dan ada yang merasa sudah </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menjadi limbah di tengah bangunan-bangunan moderen tanpa mau tahu akan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">usianya yang telah 100 tahun dan telah banyak jasanya dalam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">perkembangan negri ini.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Semasa perang kemedekaan 1945-1949 gedung milik percetakan Belanda ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dialihkan menjadi Percetakan Negara RI sampai tahun 1960-an, sebelum</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dibangun gedung baru Percetakan Negara RI di sampingnya.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Percetakan tersebut dengan peralatan yang kuno jika dibandingkan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dengan sekarangi ini telah mencatat sebuah sejarah ketika Pemerintahan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Darurat RI antara 1945-1949. Disinilah dicetak uang negara yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bernama ORI (Oeang Repoeblik Indonesia).</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gedung tua yang sekarang sebagai supermaket mini tersebut, pertama</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dibangun tahun 1900 berbentuk rumah biasa sebagai cabang percetakan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">swasta Belanda "Deli Courant" yang berpusat di Medan. Kemudian</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikembangkan dengan membangunnya lebih besar lagi seperti yang ada</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sekarang. Percetakan yang tentunya mempergunakan peralatan kuno diberi</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">nama "Atjeh Drukrij" yang oleh lidah orang Aceh disebut seenaknya</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sebagai Aceh Dokree. Percetakan ini menerbitakan sebuah surat kabar</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bernama "Atjeh Newsblad". Karena menyusun leternya satu-satu dengan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tangan (handzet) maka koran Belanda ini terbit 1 kali dalam 2 minggu.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ketika pendudukan Jepang (1942-1945) percetakan ini menerbitkan surat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kabar bernama "Atjeh Shinbun". <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><o:p><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Setelah Jepang angkat kaki,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pemuda-pemuda Indonesia ketika itu anatara lain A. Hasjmy, Amelz, Matu</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Mona, Twk. Hasyim SH, Talsya dll menerbitkan surat kabar "Semangat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Merdeka". Di masa pemerintahan darurat itulah dicetak digedung tua ini </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">uang negara sebagai tanda pembayaran yang syah, sebagai membuktikan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bahwa negara Indonesia itu memang resmi ada.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Akan tetapi ada beberapa bangunan di Banda Aceh yang berusia di bawah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">70 tahun, milik masyarakat, tapi memilik nilai sejarah ketika perang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kemerdekaan 1945-1949. Sayang bangunan-bangunan tersebut karena milik</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pribadi, bukti- bukti sejarah tersebut hanya tinggal dalam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">catatan-catatan lama. Sedangkan bangunannya telah dibongkar. Misalnya</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">"Hotel Central" terletak di Jln. Mohd. Jam. Di sana sekarang telah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">berdiri sederetan bangunan Ruko. Di aula hotel kecil milik seorang </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tionghoa ini sering para tokoh-tokoh pejuang Aceh mengadakan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">rapat-rapat untuk mengatur pemerintahan darurat di Aceh.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Begitu juga gedung "Sabang Coy", bersebelahan dengan bekas gedung</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">PMABS di ujung Jln. Diponegoro. Tempat ini pernah dijadikan markas</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">para pemuda pejuang perang kemerdekaan untuk mengatur strategi untuk</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">mara ke Foront Medan Area. Sekarang ini telah berdiri di sana</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sederetan bangunan Ruko.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kemudian ada sebuah bangunan lain yang kini ternyata tersendat dalam</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pengembangan dan pemugarannya yaitu "Atjeh Hotel". Walau bangunan ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">adalah milik swasta, tapi punya nilai sejarah dalam membangun Republik</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Indonesia. Hotel bergaya Belanda dengan aula dan bar yang luas seperti</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kebanyak gaya tempo doeloe pernah dijadikan ruangan terhormat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menyambut kedatang Presiden Soekarno tahun 1947. Dari ruangan ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">lahir ide kaum saudagar Aceh untuk menghadiahkan sebuah pesawat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">terbang untuk membantu perjuangan Indonesia mempertahankan Proklamasi</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">1945. Konon pesawat jenis Dakota buatan Daouglas AS itu adalah cikal</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bakal armada angkutan udara Indonesia "Garuda" sekarang ini.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><b><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Transportasi<o:p></o:p></span></span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pada masa Belanda dahulu untuk angkutan murah dalam kota dipergunakan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kenderaan sado (delman) yang dalam bahasa Aceh disebut kaha. Semenjak</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">masa perang Aceh dahulu kereta kuda ini telah ada. Konon Teuku Umar</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">keluar masuk kota untuk mengunjungi isterinya yang lain dan beberapa</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kenalannya orang Cina di Peunayong mempergunakan kaha.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Karena serdadu Belanda diajarkan tatakrama untuk tidak menyinggung</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">hati orang Aceh terutama jangan menggangu kaum wanita, maka Teuku Umar</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang jadi buron Belanda itu sering menyamar memakai busana wanita dan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menumpnag kaha/sado ke dan keluar kota. Disetiap pos penjagaan dia</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bisa lolos, karena para serdadu begitu melihat ada penumpang wanita,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">mereka cukup hormat dan tidak banyak periksa. </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Halte sado sampai Indonesia merdeka antara lain di mulut Jalan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Perdagangan di sisi Masjid Raya, di Jln. Merduati, di Stasiun Kereta</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Api (sekarang sudah jadi halaman Masjid Raya) dan di dekat Rumah Sakit</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kuta Alam.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sado Banda Aceh masih difungsikan sampai akhir tahun 1960. Armada sado</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ternyata mengundurkan diri dari gelanggang ketika muncul kenderaan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">murah lainnya yaitu beca. Kemunculan beca di Banda Aceh memang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">langsung beca bermotor seperti sekarang ini. Tidak pernah ada beca</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dayung.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Akibat tidak ada lagi kenderaan sado yang ditarik oleh kuda ini, warga</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Banda Aceh tak pernah lagi melihat jenis hewan kuda yang dulu cukup</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">banyak. Kasihan juga yang anak-anak Banda Aceh terutama yang usia muda</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">agak terheran-heran melihat kalau ada sekali-sekali muncul hewan kuda</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang datang dari Takengon.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Begitu juga anak-anak-anak Banda Aceh tidak tahu bagaimana sebenarnya</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kenderaan kerat api itu. Karena si "Kuda Besi" angkutan jarak jauh ini</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">entah setahu bagaimana lenyap dari peredaran. Padahal menurut beberapa</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pengakuan, pemasukan dari sektor angkutan kereta api di Aceh yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">instansinya disebut "Djawatan Kereta Api Atjeh" (DKA) cukup</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">menggiurkan sampai-sampai dapat menutup kerugian beberapa usaha</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">perkeretaapian negara di berbagai daerah di Sumatera.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Begitu juga semenjak tahun 1950 sampai awal 1980 untuk hubungan jarak</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dekat seperti kenderaan labi-labi sekarang ini, ada juga pelayanan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">transportasi dengan mobil berbadan lebar yang karoserinya empat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">persegi seperti kotak sabun dan memiliki tempat duduk dari papan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dideretkan melintang semenjak dari bangku sopir sampai ke pintu</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">belakang.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Armada ini terdiri dari Perusahaan Motor Lhoknga (PML), Perusahaan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Motor Aceh Besar (PMAB), Perusahaan Motor Olele (PMO), Perusahaan</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Motor Darmajaya dan Ampera.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Stasiun jenis angkutan ini yang disebut pelabuhan berada di tanah</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kosong di depan Percetakan Negara atau depan leretan Warung Aman Kuba.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sekarang bekas stasiun tersebut telah dijadikan semacam taman kota.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dalam tahun-tahun 1950-an, muncul pula armada bus antara lain ATRA,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Nasional, PMTOH dan PMABS. Dua yang terakhir ini melayani pantai Barat</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">sampai ke Bakongan.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bus-bus jarak jauh menginap di depan bangunannya sendiri. Para</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">penumpang langsung dijemput antar oleh bus ke tujuannya. Baru tahun</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">1970 muncul sebuah terminal wajib kumpul bus jarak jauh dan wajib</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">turun penumpang di Seutui, lokasi termina sekarang.Pada masa Belanda jalan darat ke pantai Barat jurusan Meulaboh-</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tapaktuan, Bakongan sampai Trumon dibuat tahun 1928. Lewat laut sampai</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">tahun 1956 dengan kapal milik perusahan Belanda yang bernama</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Konijnklike Pakertpart Matschapij (KPM).</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Untuk kenderaan pribadi, sekitar tahun-tahun 1920-an, warga lebih</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">banyak jalan kaki atau naik sado. Hanya orang-orang tertentu yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">mampu beli kereta angin (maksudnya sepeda-Pen)</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Setelah kemerdekaan semenjak 1950 sampai 1960 di jalan-jalan di</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kutaraja berseliweran sepeda dan satu-satu mobil pribadi, semirip</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">suasana lalu lintas di kota-kota negara Cina dan Vietnam yang </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">didominasi oleh yang didominasi oleh sepeda.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pada masa-masa tersebut terlihatlah status keberadaan seseorang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dinilai dari merek sepedanya. Yang paling banyak bermerek Valuas danSeko. Sementara merek Raleigh, Fongers, Gazzele dan Philips dimiliki</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">oleh para toke-toke,</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dan warga berduit. Lebih-lebih lagi pemilik jenis sepeda bermerek</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kelas atas tersebut akan bergengsi lagi kalau sepedanya dilengkapi</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dengan rem tromol yang mengeluarkan bunyi gesekan kalau berhenti.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ditambah lagi sepeda dilengkapi dengan gigi. Maksudnya ada ferseneling</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">yang kalau didayung akan mengeluarkan bunyi tik...tik...tik.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bahkan anak-anak pejabat tertentu, terutama yang ceweknya dibelikan </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kenderaan yang disebut mobilette.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ternyata tak lebih semacam sepeda yang diberi bermesin tempel yang</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikenal juga dengan sebutan sepeda kumbang. Barangkali inilah lebih</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kurang beberapa catatan ringan yang kita kumpulkan untuk menyambut</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">usia Banda Aceh yang ke 795 tahun. Kota yang cukup tua tanpa memiliki</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kebanggaan peninggalan lama seperti Malaka, Bengkulu, Makassar, Sunda</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kelapa dll sebagai negeri terkenal di abad-abad lampau yang tidak</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">pernah mencantumkan embel-embel bandar, seperti Banda (Bandar) Aceh</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">kita ini. Bukan main.</span></span></span><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;line-height:13.8pt"><span style="color: rgb(51, 51, 51); "><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Untuk ini, sekali lagi wallahualam bissawab.</span></span></span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Trebuchet MS","sans-serif";mso-fareast-font-family: "Times New Roman";mso-bidi-font-family:"Times New Roman";color:#333333; mso-fareast-language:MS"><o:p></o:p></span></p>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-32477860641502132402010-09-21T10:48:00.020+08:002011-02-21T22:05:01.983+08:00Aceh di mata blogger luarAceh, kini adalah kawasan yang sudah cukup dikenal luas oleh dunia. Kisah tentang Aceh yang kaya akan nilai sejarah serta alamnya yang indah mempesona, disamping kisah tentang konflik bersenjata di masa lalu, serta bencana raksasa gempa dan tsunami, telah menarik minat banyak orang untuk datang langsung ke sana.<div><br /></div><div>Pengalaman orang-orang di luar Aceh yang telah mengunjungi kawasan tersebut telah pula diabadikan dalam bentuk tulisan dan foto-foto. Sebagian pengalaman tersebut disajikan dalam tulisan di blog-blog internet. Bagi kita (warga Aceh), membaca tulisan tentang pengalaman orang luar melihat Aceh tentunya mengandung banyak manfaat. Kita dapat bercermin diri melalui kacamata dan penilaian yang dituliskan oleh mereka.</div><div><br /></div><div>Silahkan dinikmati sebagian tulisan tersebut di sini:</div><div><br /></div><div>1. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/05/aku-datang-lagi-aceh.html">Aku datang lagi, Aceh</a></div><div>2. <a href="http://anjiesadventure.blogspot.com/2010_08_01_archive.html">Banda Aceh, North Sumatra, Indonesia</a></div><div>3. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/03/berpetualang-ke-aceh-satu-catatan.html">Berpetualang ke Aceh: satu catatan kembara</a></div><div>4. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/03/setelah-6-tahun-dibadai-tsunami.html">Setelah 6 tahun dibadai tsunami</a></div><div>5. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/03/keindahan-masjid-di-aceh.html">Keindahan Mesjid di Aceh</a></div><div>6. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/03/makan-besar-di-aceh.html">Makan besar di Aceh</a></div><div>7. <a href="http://annieyss.blogspot.com/2010/03/di-makam-mu-daku-tafakur.html">Di makammu daku tafakur</a></div><div>8. <a href="http://abdnaddin.blogspot.com/2010/03/hajat-ke-aceh-akhirnya-tercapai.html">Hajat ke Aceh akhirnya tercapai</a></div><div>9. <a href="http://wprawoto77.wordpress.com/2008/10/15/berkunjung-ke-aceh-19-21-nov-2007/">Berkunjung ke Aceh 19-21 Nov 2007</a></div><div>10. <a href="http://stayaware.wordpress.com/2007/09/21/my-journey-to-nanggroe-aceh-darussalam-2/">My journey to Nanggroe Aceh Darussalam</a></div><div>11. <a href="http://www.acehrelief.org/journal/kk/kk021705.html">The purpose of our trip to Aceh</a></div><div>12. <a href="http://www.nsf.gov/news/special_reports/tsunami/index_high.jsp?id=borrero">Dr. Borrero note's</a></div><div>13. <a href="http://viterbi.usc.edu/news/news/2005/2005_01_19_borreros_journal.htm">Jose Borrero's journal</a></div><div>14. <a href="http://idekuhandmade.multiply.com/photos/album/50">Jalan-Jalan ke Aceh</a></div><div>15. <a href="http://meutiasistarani.wordpress.com/2010/08/16/sabang-si-kilometer-nol/">Sabang, Si Kilometer Nol</a></div><div>16. <a href="http://ikhwanuzair.blogspot.com/2010_01_01_archive.html">Menelusuri Jejak Peninggalan Sejarah Aceh</a> (local view)</div><div>17. <a href="http://us.detiknews.com/read/2010/09/28/115727/1450208/10/wisata-tsunami-mie-aceh-dan-hijaunya-air-pantai-iboih">Wisata tsunami, mie Aceh, dan hijaunya air pantai Iboih</a></div><div>18. <a href="http://akademitarbiyyah.blogspot.com/2010/10/antara-dua-kapal-apakah-kamu-tidak.html">Antara Dua Kapal: " .... Apakah Kamu Tidak Berpikir?"</a></div><div>19. <a href="http://suekainah.blogspot.com/2010/10/aceh-detik-ini-aceh-detik-itu.html">Aceh Detik Ini Aceh Detik Itu</a></div><div>20. <a href="http://jejakmihrabmimbar.wordpress.com/category/jejak-mihrab-acheh-siri-1/">Jejak Mihrab Acheh</a></div><div>21. <a href="http://aulia87.wordpress.com/2010/12/20/peninggalan-hindu-di-mesjid-tua-indrapuri/">Peninggalan Hindu di Mesjid Tua Indrapuri</a></div><div>22. </div><div><br /></div><div>( .. selanjutnya akan up-date lagi jika ditemukan tulisan lain ..)</div><div><br /></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-34818882701027613892010-07-18T12:42:00.005+08:002010-07-18T12:52:08.250+08:00Bingung Pastikan Arah Kiblat? Klik Qibla Locator<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Y_rcXzbs9uvmARGKsVsxsxDtQiLWZwm5GVW16pls0L76lRR1BVxUxXJ0irU7jB4kmhVX2Wgnhqp8u2gNhyphenhyphenQZRd7IUQvYmx6LhJ8PHn_f7j9qp78ZCBChJ9m8z2fB40CK6xu1/s1600/arah+kiblat+mesjid+baiturrahman.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 246px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Y_rcXzbs9uvmARGKsVsxsxDtQiLWZwm5GVW16pls0L76lRR1BVxUxXJ0irU7jB4kmhVX2Wgnhqp8u2gNhyphenhyphenQZRd7IUQvYmx6LhJ8PHn_f7j9qp78ZCBChJ9m8z2fB40CK6xu1/s320/arah+kiblat+mesjid+baiturrahman.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5495103924428431186" border="0" /></a>Rencana penyempurnaan fatwa tentang arah kiblat yang tertuang dalam fatwa no. 3 tahun 2010 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) hanya menyatakan arah kiblat yang selama ini menjadi pijakan meleset beberapa derajat. Satu butir rencana penyempurnaan itu menyebut arah kiblat yang seharusnya berada di posisi barat laut. Lantas, bagaimana masyarakat menentukan arah tersebut sama persis dengan fatwa MUI.<br /><br />Memang ada beberapa cara untuk menemukan arah kiblat yang tepat dan akurat. Cara pertama, masyarakat dengan menggunakan panduan matahari dan pakar ilmu falak. Sayangnya, cara ini tentunya cukup rumit bagi sebagian masyarakat. Cara kedua menggunakan kompas. Khusus cara ini tingkat akurasi dan ketepatan arah masih dipertanyakan. Lantas dengan cara apa masyarakat mendapatkan panduan yang mudah tapi tetap mengedepankan tingkat akurasi dan ketepatan arah kiblat.<br /><br />Tepat tahun 2006, peneliti asal Universitas Waterloo di Ontario, Kanada, Hamed Zarrabi Zadeh bersama Ibn Mas'ud menemukan alternatif cara menentukan arah kiblat. Cara tersebut berbasis teknologi aplikasi komputer. Aplikasi ini kemudian diberi nama Qibla Locator. Aplikasi ini memanfaatkan piranti peta digital milik Google. Dengan Qibla Locator yang berbasis Google Earth ini dapat diketahui arah kiblat dari mana pun umat berada.<br /><br />Kendati memanfaatkan piranti teknologi, aplikasi ini juga memperhitungkan perhitungan astronomi berdasarkan bayangan matahari. Pada saat itu matahari yang tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu, juga dapat menjadi menentu arah ke kiblat.<br /><br />Cara menggunakannya pun cukup mudah. Layaknya pengoperasian peta digital Google, pengguna cukup memasukan nama lokasi, alamat atau nama jalan, kode pos, dan negara atau garis lintang dan garis bujur. Setelah dimasukkan, otomatis sisi kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat atau kabah dan jaraknya dari titik lokasi yang anda masukkan.<br /><br />Apakah aplikasi ini berbayar? Seperti halnya Google Earth, jawabannya, tentu saja tidak alias gratis. Bagi penguna terutama kalangan Muslim bisa memanfaatkan aplikasi ini dengan mengunjungi situs <a href="http://www.qiblalocator.com/">www.qiblalocator.com</a>.<br /><br />(<a href="http://www.republika.co.id/berita/trendtek/aplikasi/10/07/16/125068-bingung-pastikan-arah-kiblat-klik-qibla-locator">Republika Online, Jumat, 16 Juli 2010</a>)Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-43161189377508143632009-03-14T11:46:00.003+08:002009-03-14T12:29:39.626+08:00(Stop) Boikot Barang YahudiPada awal tahun 2009 ini tiba-tiba saja pemerintah Israel memerintahkan tentaranya menggempur wilayah Gaza di Palestina. Walaupun alasan penyerangan adalah sebagai balasan atas serangan roket dari wilayah tersebut, namun tetap saja itu merupakan tindakan biadab dan sangat tidak berperikemanusiaan, karena telah membunuh ribuan korban rakyat sipil yang tidak berdosa.<br /><br />Yang sangat menyedihkan adalah tak ada satu pun negara di dunia ini mampu memaksa negara (kecil) Israel untuk menghentikan serangan biadabnya tersebut, bahkan negara adidaya AS sekali pun. Sehingga makin terbukti bahwa fakta yang ada saat ini yang menunjukkan, Israel lah yang mengendalikan dunia.<br /><br />Di kala tak ada satu pun pihak yang mampu berbuat untuk menghentikan sepak terjang Israel, maka langkah boikot lah sarana paling lemah dan paling nyata yang dapat kita dilakukan untuk menyuarakan protes dan kegeraman terhadap tindakan barbar itu.<br /><br /><a href="http://zaliana.blogspot.com/2009/01/boikot-barang-israel.html">Seruan boikot </a>menggunakan dan membeli barang-barang produksi Yahudi begitu gencar dilakukan oleh berbagai pihak, bahkan di wilayah tertentu seruan dilakukan dengan cara kekerasan pula.<br /><br />Kini, serangan Israel telah usai. Tak ada lagi serangan bom, tak ada lagi kematian masyarakat sipil yang dramatis. Kehidupan kembali normal seperti sediakala. Seruan boikot barang-barang Yahudi pun menyurut dan hilang laksana diterpa angin sepoi-sepoi.<br /><br />Mari kita kembali menikmati sarapan di McD, makan siang di restoran KFC, duduk-duduk santai sore hari di kedai kopi Starbucks. Mari melepas dahaga dengan meneguk Coca Cola dan Fanta, lupakan semua kisah silam yang suram.<br /><br />Mari menikmati dunia. Karena dunia kini memang (sudah jadi) milik mereka.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-55739873328094774462009-02-14T20:39:00.005+08:002009-02-14T21:56:41.832+08:00Wisata Keluarga di Mata Ie<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZFO7V2J3wRl2iea3j_5-3bJ2HNJBkPC50YrBDhuF2LvzEsPDP-JzwEaNs2ivcr-H20e7GNU0V9evTs-jN4iTmt8XqZr_IezPViy2cleKOk6d_poofnVbigimuNDufV5n3tcQd/s1600-h/Lokasi+Mata+Ie+1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302648325435539330" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 241px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZFO7V2J3wRl2iea3j_5-3bJ2HNJBkPC50YrBDhuF2LvzEsPDP-JzwEaNs2ivcr-H20e7GNU0V9evTs-jN4iTmt8XqZr_IezPViy2cleKOk6d_poofnVbigimuNDufV5n3tcQd/s320/Lokasi+Mata+Ie+1.jpg" border="0" /></a><br /><div><div><div><div>Liburan seminggu di bulan Januari saat hari tahun baru Cina kemarin saya manfaatkan untuk pulang sejenak mengunjungi keluarga di Aceh. Dan salahsatu agenda adalah berkunjung ke tempat wisata yang ada di sekitar Banda Aceh. Tak disangka, ternyata dapat informasi dari adik ipar yang bercerita perihal lokasi wisata yang baru dibuka dan tidak jauh dari rumah, yaitu di Mata Ie.</div><div></div><br /><div>Namanya <a href="http://mataii.blogspot.com/2008/10/resort-di-banda-aceh_19.html">De Mata Ie Hillside</a>, berbau-bau nama asing sedikit. Mungkin biar keren ya. Lokasinya sangat dekat dengan rumah kami hanya sekitar 2-3 km saja. Kawasan Mata Ie memang sudah terkenal sejak lama sebagai lokasi pemandian dan tujuan wisata di Aceh. Sejak jaman Belanda malah sudah menjadi kawasan favorit. Bahkan masa masa awal kemerdekaan dulu, setiap ada kunjungan petinggi dari Jakarta, pasti akan dibawa berkunjung ke Mata Ie. Sampai sekarang lokasi ini masih ada (lihat Gambar) dengan kesederhanaannya dan dikelola oleh <a href="http://hairulanwar.wordpress.com/2007/12/11/bisnis-serdadu/">koperasi TNI</a>.</div><br /><div></div><div>Namun yang saya maksudkan di sini bukanlah kolam renang peninggalan Belanda tersebut. Lokasinya terletak naik lagi ke atas gunung tepat di belakangnya, berjarak kira-kira 800 meter dari lokasi Mata Ie 1. Demikianlah sebutan oleh adik ipar untuk lokasi pemandian mata ie yang lama ini. Sedangkan Mata Ie 2 adalah sebutan untuk tempat lokasi wisata yang baru tersebut. Ada lagi Mata Ie 3 katanya, yang ternyata hanya sebuah mata air kecil, yang akan berisi air pada saat hujan besar saja. Sedangkan dalam saat biasa, lokasi Mata Ie 3 hanya berupa saluran air biasa di atas gunung. Lokasinya tidak jauh dari lokasi Mata Ie 2 (kira-kira 300 meter) ke arah atas lagi.</div><br /><div></div><div>Mata Ie 2 dikelola dengan lumayan profesional, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mengasyikkan buat permainan keluarga. Ada kolam renang yang bersih dan jernih (seperti layaknya kolam modern), restoran, pondok-pondok bersantai. Juga ada permainan-permainan menarik seperti outbond, luncur tali, motor cross, dan banyak lagi. Hiburan dengan live musik dari band lokal juga tidak ketinggalan.</div><br /><div></div><div>Lokasinya pun cukup menggoda, dengan tebing-tebing terjal di sekeliling resort, disertai anak-anak tangga menuju ke atas tebing, pepohonan rimbun yang segar dan nyaman. Udara sekitar yang segar, fresh dan nyaman untuk dihirup sepuas-puasnya. Tiket masuk sebesar Rp 25.ooo seorang, rasanya cukup memadai dengan fasilitas yang ditawarkan. Seharian berada di lokasi ini sangat tidak menjemukan.</div><div></div><div></div><br /><div>Mata Ie 2 ternyata <a href="http://www.theglobejournal.com/detilberita.php?id=1342;">baru diresmikan </a>akhir tahun 2008 lalu, jadi benar-benar masih <em>fresh from the oven</em> saat kami berkunjung ke sana. Bahkan di sana-sini masih terus dilakukan pembenahan dan pengerjaan fasilitas baru. Bravo buat pengelolanya. Harapan kita semua, semoga tempat ini dapat terus berperan menjadi lokasi yang menarik bagi penduduk Banda Aceh yang dahaga akan lokasi wisata kota yang nyaman dan menyenangkan.</div><div></div><div></div><br /><div>Dan bagi para wisatawan luar (baik lokal maupun asing) inilah salahsatu lokasi tujuan wisata baru khas Banda Aceh yang dapat menjadi pilihan menarik.<br /></div><br /><div>(Sumber gambar: Google Map)</div><div></div><div></div></div></div></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-81521722835983223472008-02-27T11:39:00.003+08:002008-02-27T12:01:35.458+08:00Wisata Gerilya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoyNSI1TzABk7bRTyS1tZ25bM4-oZM4M1WY_TGK5ZDqexHRsdAbjIgci6cVybQulbpmwocJRsI-LMVbDTyfgnTgnb4nhuP0oNDl6Jk-nTnqn5RRX-pRLrpm-TswChDlOyqBAQI/s1600-h/ru_02.2.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoyNSI1TzABk7bRTyS1tZ25bM4-oZM4M1WY_TGK5ZDqexHRsdAbjIgci6cVybQulbpmwocJRsI-LMVbDTyfgnTgnb4nhuP0oNDl6Jk-nTnqn5RRX-pRLrpm-TswChDlOyqBAQI/s320/ru_02.2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5171503210155603682" border="0" /></a><br />Pagi tadi tanpa sengaja saat browsing mendapati artikel tentang pariwisata Aceh di <a href="http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2008&dt=0226&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_02.htm">tabloid Kosmo</a> terbitan Malaysia. Suatu kabar baik dan cukup menggembirakan.<br /><br />Idenya cukup unik dan cemerlang, yaitu menjadikan tapak-tapak perjalanan gerilya para pejuang GAM di masa lalu sebagai rute perjalanan wisata hutan. Dan bukan sekedar ide retorik, namun sudah diimplementasikan dan dijalankan, dengan menggunakan para bekas pejuang GAM sendiri sebagai guide-nya.<br /><br />Walau tidak terlalu orisinal, karena ide sejenis sudah pula dijalankan dengan sukses di Vietnam, namun cukup menyegarkan sebagai alternatif baru bentuk layanan pariwisata khas Aceh. Selain mengandung nilai-nilai lokal yang unik, juga menawarkan keindahan alam Aceh yang eksotik dan asli.<br /><br />Salut untuk sang penggagas Mendel Pols, yang sekaligus mengimplemetasikan ide tersebut di lapangan. Semoga layanan pariwisata semacam ini dapat berkembang dan semakin menarik minat para pelancong dari mancanegara untuk berkunjung ke Aceh.<br /><br />Sumber: <a href="http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2008&dt=0226&pub=Kosmo&sec=Rencana_Utama&pg=ru_02.htm">Kosmo</a> dan <a href="http://www.reuters.com/article/latestCrisis/idUSJAK90592">Reuters</a>.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-64592127987624751212008-01-28T13:41:00.000+08:002008-01-28T14:37:47.517+08:00Soeharto WafatInna lillahi wa inna ilaihi raajiuun<br /><br /><br />Segala sesuatunya datang dari Allah, dan akan kembali kepada Allah jua. Sebuah ucapan yang akan keluar dari bibir seorang muslim bila ia mendengar berita kematian seorang muslim lainnya.<br /><br /><br />Ucapan ini pula yang paling pantas kita ucapkan manakala mendapat berita meninggalnya Pak Harto mantan presiden ke-2 Indonesia pada hari Minggu 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB.<br /><br /><br />Pak Harto tak dapat dipungkiri adalah tokoh besar dalam sejarah Indonesia. Sebagai manusia yang hidup di dunia, beliau telah memilih jalan hidupnya dengan caranya sendiri. Yang pasti beliau telah berkarya, berjuang dan berbakti kepada negara Indonesia sehingga mencapai puncak karirnya sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sukses dan gagal adalah konsekwensi hidup seorang manusia. Manusia perlu berbuat, perlu bertindak, perlu melakukan aksi sepanjang mengisi kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah. Dan hanya Allah yang paling berhak memberi penilaiannya terhadap apa-apa yang dikerjakan oleh umatNya di dunia ini.<br /><br /><br />Kewajiban kita sebagai manusia adalah mendoakan kepada manusia lainnya yang telah mendahului berpulang kepadaNya. Kita doakan semoga beliau diterima dan berbahagia di sisiNya. Karena kita semua akan kembali kepadaNya jua.<br /><br /><br />Amien. Selamat jalan Pak Harto.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-33028900026144838672008-01-14T06:38:00.000+08:002008-01-14T07:38:24.190+08:00Kalau saya punya Eee PC<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4wgFqhbYEU1DHdaUaPsVMtjBNCGnSKqNGmjEI_bt1w2q7ehWCJHU-cDqEhG3Fzw8NMTmgUfgajeAYo4Zx9CJQCOdUbSXXTAXjDKv3dE9bH7V_BpLBtH3yBn9_Kddh5YaI23s2/s1600-h/1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5155109210635967250" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4wgFqhbYEU1DHdaUaPsVMtjBNCGnSKqNGmjEI_bt1w2q7ehWCJHU-cDqEhG3Fzw8NMTmgUfgajeAYo4Zx9CJQCOdUbSXXTAXjDKv3dE9bH7V_BpLBtH3yBn9_Kddh5YaI23s2/s320/1.jpg" border="0" /></a><br /><div>Sudah sekian lama keinginan untuk memiliki sendiri sebuah laptop terpendam di dalam hati. Bahkan sejak bertahun-tahun yang silam. Memang mengoperasikan laptop dan menggunakannya dalam keseharian sudah pernah saya nikmati dan sering malah, namun bukanlah laptop yang saya miliki sendiri. Paling punya kantor yang dapat dipinjam berhari-hari, atau punya teman yang hanya berani saya pinjam pakai dalam hitungan menit atau jam saja.</div><br /><div></div><br /><div>Kelebihan laptop adalah penggunaannya yang praktis, ringkas dan dapat dibawa kemana-mana. Untuk kapasitas pemakai yang sering tidak berada di tempat tentunya laptop adalah alat bantu yang paling diminati. Bahkan sebenarnya untuk pemakaian di rumah pun, laptop memiliki keunggulan. Bentuknya yang kecil dan ringkas hanya membutuhkan tempat yang minimalis. Sehingga banyak ruang kerja yang dapat dihemat, jika dibandingkan kita menggunakan PC desktop. Namun apadaya, harganya yang jauh tinggi di atas harga PC biasa sangat menghambat saya (terutama) untuk mewujudkan keinginan memiliki sendiri laptop. Sehingga untuk sementara cukuplah memiliki PC di rumah untuk melayani aktifitas pekerjaan yang standar bagi saya. Ditunjang oleh prinsip minimalis saya masih tetap bisa bekerja, mengakses internet, menulis blog, mengerjakan tesis, mengerjakan tugas-tugas, dengan hasil yang optimal dengan menggunakan PC selama ini.</div><br /><div></div><br /><div>Syukurlah sebuah <a href="http://priyadi.net/archives/2008/01/14/kalau-saya-punya-eee-pc/#more-878">kabar gembira </a>saya dapatkan di awal tahun baru ini, yang mudah-mudahan dapat mewujudkan mimpi saya selama ini untuk memiliki sebuah laptop sendiri. Bayangkan, sebuah laptop mungil dengan <a href="http://www.kaskus.us/showthread.php?t=725820&highlight=asus+eeepc">spesifikasi</a> yang mengagumkan hanya berharga <a href="http://iwanteeepc.blogspot.com/">Rp. 3,6 juta </a>saja. Laptop Asus Eee PC 4G ini baru akan diluncurkan tanggal 26 Januari 2008 nanti dengan harga promosi tersebut. Dengan harga segitu untuk sebuah laptop mini, sangat sayang kalau kita masih menunda membelinya. Apapun, saya berjanji dalam hati untuk berusaha memiliki laptop ini.</div><br /><div></div><br /><div>Apa yang akan saya lakukan kalau saya punya laptop Eec PC?</div><br /><div></div><br /><div>Sudah pasti laptop ini akan sangat membantu pekerjaan dan tugas-tugas saya selama ini. Saya bisa membawanya kemana saja saya pergi, dan dapat sewaktu-waktu mengoperasikannya dimana saja pada saat-saat yang memungkinkan. Bahkan mungkin saya tidak akan gunakan lagi PC desktop di rumah karena memang sudah kadaluarsa dan sudah sangat pantas untuk di-upgrade. Bagi saya, laptop ini bermakna ganda. Selain berukuran mini, harganya pun mini. Suatu kenyataan yang tidak lazim untuk sebuah laptop biasa selama ini. Dan ungkapan 'Dunia Dalam Pangkuan Semua Orang' kayaknya paling pantas untuk menjadi slogan laptop Asus Eee PC 4G ini.</div><br /><div></div><br /><div>Semoga saja terkabul.</div><br /><div></div><br /><div></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-63000686040532218412008-01-09T13:46:00.000+08:002008-01-09T14:50:21.089+08:00AirAsia di Aceh<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRBEA4O6V3GDMGd5endg6kwlhqvxpvxD20a50Jg0sfBtOuNSIljI7oKR01w-Z98Is3FAMiSv597Faj2RVzjjjdNBb5Hpats8WHhWI6syDEsmvyMKmvIJnOIEeuUA6t-8BJdpvt/s1600-h/airasia+di+aceh.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5153364560560593666" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRBEA4O6V3GDMGd5endg6kwlhqvxpvxD20a50Jg0sfBtOuNSIljI7oKR01w-Z98Is3FAMiSv597Faj2RVzjjjdNBb5Hpats8WHhWI6syDEsmvyMKmvIJnOIEeuUA6t-8BJdpvt/s320/airasia+di+aceh.jpg" border="0" /></a> Setelah berharap sekian lama akhirnya keinginan untuk menjadikan bandara Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang Banda Aceh sebagai bandara internasional dapat terwujud juga. Dalam satu <a href="http://dandibachtiar.blogspot.com/2007/02/menggali-potensi-pariwisata-aceh.html">artikel</a> di blog ini hampir setahun yang lalu harapan tersebut termasuk dalam salahsatu usulan sebagai upaya membangkitkan industri patriwisata Aceh. Syukurlah, sejak 6 Nopember 2007 lalu, perusahaan penerbangan milik Malaysia, <em><a href="http://www.airasia.com/site/in/in/home.jsp">AirAsia </a></em>telah melakukan <a href="http://www.antara.co.id/arc/2007/11/6/air-asia-buka-penerbangan-langsung-aceh-malaysia/">penerbangan perdana </a>ke Aceh, dan seterusnya secara rutin mengisi satu-satunya jalur penerbangan internasional Banda Aceh-Kuala Lumpur sebanyak 3 kali dalam seminggu. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik bagi membuka pintu Aceh langsung dengan dunia luar. <div><br /><div></div><div></div><div></div><div></div><div>Saya sendiri baru menikmatinya pada 21 Desember 2007 saat kembali ke Aceh dari Kuala Lumpur untuk merayakan hari raya kurban bersama keluarga di kampung halaman. Cukup banyak kelebihan dan kemudahan yang dirasakan oleh warga Aceh dengan adanya penerbangan ini, dibandingkan dengan sebelumnya. Sebelumnya warga Aceh jika ingin bepergian ke Malaysia harus melalui bandara Polonia di Medan. Selain harga tiket yang jauh lebih murah dibanding harga tiket KL-Medan, juga banyak waktu yang dapat dihemat dalam perjalanan KL-Aceh ini. Saat pulang kemarin, selepas subuh saya keluar dari rumah di UPM Serdang, maka sore hari pukul 6 saya sudah tiba di Sigli. Bandingkan dengan sebelumnya, jika melalui Medan perlu menempuh perjalanan darat dengan bus malam Medan-Sigli selama 10 jam, dan biasanya tiba di rumah sekitar subuh keesokan harinya.</div><br /><div></div><div>Begitu juga sebaliknya, seperti jika saya berangkat dari kota Sigli, maka malamnya saya sudah harus naik bus menuju Medan agar esok pagi-pagi dapat tiba di kota Medan. Kali ini saya hanya perlu berangkat pagi pukul 8-an dan tiba di bandara Blang Bintang 2 jam kemudian. Setelah menempuh penerbangan 1 jam 25 menit ke KLIA, saya sudah dapat berada di kampus UPM Serdang Malaysia sekitar pukul 3 siang waktu Malaysia dengan menumpang taksi dari bandara.</div><br /><div>Tentunya bukan sekedar kemudahan pribadi seperti yang saya rasakan ini yang jadi keutamaan, melainkan keuntungan lain yang jauh lebih besar nilainya bagi kemajuan daerah Aceh dan masyarakatnya. Harapan kita semua, momentum ini hendaknya dapat menjadi perintis dan pemicu bagi pengembangan pembangunan masa depan Aceh yang lebih baik.<br /></div><br /><div></div><br /><br /><div></div></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-47422484651897262922007-07-30T15:22:00.000+08:002007-07-30T16:04:17.894+08:00SBY versus ZaenalWaw, begitu lama ternyata saya tidak memperbaharui blog ini. Ada banyak alasan, baik alasan teknis maupun non-teknis. Belakangan saya memang tidak dapat mengakses blogspot dari internet di rumah, entah kenapa. Mungkin blogspot di-ban oleh pihak kampus. Dan kalau mau akses dari warnet masih bisa, namun rasanya berat untuk berlama-lama di warnet. Di samping itu juga saya sendiri seperti kehilangan ide untuk menuliskan sesuatu, ah sudahlah. Di sela-sela kesibukan yang sedikit menurun saya coba lagi dah untuk menulis di halaman ini. Mumpung sekarang akses ke blogspot sudah normal kembali di rumah.<br /><br />Baca berita terbaru dari detik.com yang hangat adalah kasus SBY versus Zaenal. Boleh dong kita kasih komentar dan pendapat dikit kan. Kalau menurut saya sih, SBY tenang dan santai-santai aja deh. Apalagi kalau tuduhan tentang pernikahan pra-Akabri itu tidak benar. Mudah saja menanggapinya, ya kan.Yang jadi persoalan, kalau ternyata tuduhan itu memang benar adanya. Tapi, sebagai seorang muslim, jika sudah memenuhi syarat kan tidak ada hal yang salah seseorang untuk menikah. Mungkin yang diangkat adalah perihal pelanggaran peraturan syarat menjadi taruna Akabri saat itu. Lantas, kalau pun bersalah, kan beliau sudah bukan taruna lagi, malah sudah mencapai pangkat tertinggi Jendral, dan sudah purnawirawan pula. Apakah hukum bisa berlaku surut, atau adakah batas waktu untuk masa berlakunya hukuman kesalahan seseorang?<br /><br />Dilihat dari kapasitas SBY saat ini yang sedang menjabat jabatan Presiden, tidak dapat dipungkiri bahwa gagasan untuk membuat tuduhan seperti itu sesungguhnya punya motif untuk menggoyang posisi jabatan tersebut. Tapi menurut saya, sangatlah rendah sekali mutu sebuah tuduhan seperti itu yang bertujuan untuk menggulingkan sebuah posisi jabatan tinggi seperti Presiden. Namun, kalau kita lihat sosok yang melontarkan tuduhan itu saat ini, yaitu Zaenal Maarif, saya melihatnya tidak lebih dari sekedar anak kecil yang merajuk.<br /><br />Zaenal Maarif baru saya dicopot dari jabatannya di parlemen atau di-recall oleh partainya karena alasan-alasan yang menurutnya sama seperti kesalahan yang dibuat oleh SBY juga di masa lalu, itupun kalau benar begitu. Kalau saya menikah lagi dipersalahkan sampai-sampai jabatan saya dicopot, lha kenapa itu Presiden yang dulu juga pernah menikah diam-diam, kok tidak dipersalahkan? Begitu kira-kira analoginya. Tapi sikap kolokan Zaenal ini berimplikasi luas, karena menyangkut posisi jabatan Presiden. Jadi seolah-olah beliau seperti menggugat bahwa Presiden juga patut untuk lengser seperti dirinya, karena dulu pernah menikah diam-diam seperti yang beliau lakukan sekarang. Benar-benar runyam.<br /><br />Lantas bagaimana penyelesaiannya? Menurut saya sih damai saja deh. Terlalu mubazir urusan ini diperpanjang karena negeri ini masih memiliki banyak persoalan besar untuk diselesaikan oleh seorang Presiden saat ini. Dan sangat tidak bermutu kalau Presiden harus masih terus meladeni tuduhan kolokan dan kekanak-kanakan tersebut. Pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, patut diterapkan dengan sungguh-sungguh oleh SBY dalam hal ini.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-16587145977522314272007-02-09T16:41:00.000+08:002007-02-04T23:56:12.391+08:00Menggali Potensi Pariwisata AcehMasa depan yang baru dan lebih cerah diharapkan mulai terlihat di Aceh, dengan telah dilantiknya secara resmi Gubernur Aceh yang baru Irwandi Yusuf beserta wakilnya Muhammad Nazar pada 8 Februari kemarin. Mungkin ini juga salahsatu hikmah musibah besar gempa dan tsunami yang melanda 2 tahun silam. Tinggal lagi bagaimana kita semua elemen masyarakat Aceh mengisi peluang besar yang telah terbuka lebar ini untuk bersama-sama memberi kontribusi positif dalam mengembangkan kehidupan masyarakat Aceh yang maju, makmur dan sejahtera.<br /><br />Banyak contoh yang kita saksikan bahwa sektor pariwisata negara-negara di dunia menjadi andalan utama sebagai sumber penghasilan negara. Dengan menarik begitu banyak wisatawan asing ke dalam suatu negara, artinya akan tumbuh kegiatan ekonomi dan perputaran uang nyata yang dibawa oleh para turis tersebut. Semakin banyak jumlah turis dan semakin lama mereka berdiam di negara tujuan, maka akan semakin besar pula perputaran uang segar yang masuk dibawa oleh mereka.<br /><br />Aceh memiliki nilai jual yang sangat tinggi saat ini, jika dikaji dari kacamata wisata. Pasca musibah besar, tak ada penduduk dunia yang tidak mengenal nama Aceh. Sebutan Aceh telah mengingatkan memori setiap orang akan kisah-kisah gempa dan tsunami. Selain itu, keindahan alam Aceh sangat diakui oleh para warga asing yang telah menjejakkan kakinya di bumi Aceh. Mereka selalu berkata, akan kembali lagi suatu saat kemari untuk menikmati keindahan alam Aceh yang laksana surga dunia ini. Inilah modal dasar yang paling berharga yang dimiliki oleh Aceh untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan serius.<br /><br />Diperlukan strategi yang jitu dan komprehensif untuk dapat menangkap peluang ini menjadi sumber penghasilan yang besar bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.<br /><br />1. Inventarisir objek-objek wisata alam yang berpotensi<br />Daftar objek wisata yang terinventarisir dengan baik akan sangat membantu kita dalam membuat prioritas pengembangan objek-objek wisata di Aceh. Database ini perlu terus ditambah sejalan dengan semakin luas dan mudahnya akses ke wilayah-wilayah pelosok Aceh pasca masa darurat militer dan krisis, sehingga diharapkan tempat-tempat yang selama ini terlupakan dapat dimunculkan ke permukaan dan menjadi objek yang potensial.<br /><br />2. Persiapkan infrastruktur yang mendukung pariwisata<br />Investasi perlu ditanamkan bagi memperluas akses kepada wilayah yang memiliki objek-objek wisata potensial. Tentunya pembinaan infrastruktur yang baik akan semakin membuka peluang dan kemudahan para pelancong menikmati alam Aceh, baik itu berupa jalan raya, jembatan, sarana transportasi dan telekomunikasi, maupun jasa-jasa lainnya (guide, money-changer).<br /><br />3. Siapkan masyarakat untuk mendukung program ini<br />Perlu ada kampanye yang meluas kepada kalangan masyarakat untuk memahami bahwa peran langsung masyarakat dapat sangat membantu berkembangnya industri pariwisata di Aceh. Sikap dan perilaku masyarakat yang ramah dan sopan terhadap warga asing perlu terus dibangun secara meluas. Pengalaman pasca tsunami telah menunjukkan bahwa masyarakat sangat menghormati para warga asing yang datang, karena niat mereka yang ingin membantu korban bencana. Sikap yang seperti itu perlu terus dipupuk dan ditingkatkan terhadap para turis asing yang datang kemudian dengan tujuan wisata. Persiapkan masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi para tamu-tamu asing ini. Perilaku murah senyum, ramah, sopan dalam bertutur sapa selayaknya sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perilaku masyarakat Aceh. Dengan selalu membiasakan diri berperilaku seperti demikian, diharapkan para tamu asing akan merasa betah dan nyaman berlama-lama menghabiskan masa dan uangnya di bumi Aceh ini.<br /><br />4. Bentuk badan khusus yang menangani sektor ini, atau kalau sudah ada, berdayakan dengan memasukkan orang-orang yang kaliber dalam menjual pariwasata Aceh dalam lembaga tersebut. Perlu ada sosok yang memiliki kemahiran kehumasan yang tangguh dan profesional dalam pengelolaan badan khusus ini.<br /><br />Salahsatu langkah penting dalam menunjang program ini segera adalah membuka akses langsung hubungan luar negeri dengan wilayah Aceh. Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh selayaknya menjadi bandara internasional. Dan agaknya hal ini tidak begitu sulit lagi untuk merealisirnya, karena sudah menjadi salahsatu point dalam MoU Helsinki.<br /><br />Berikan insentif bagi pihak swasta yang berinvestasi di sektor pariwisata ini, seperti biro-biro jasa perjalanan, hotel-hotel, resort dan lain-lain pengelolaan objek wisata.<br /><br />Jalin kerjasama dengan pihak luar negeri untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, baik dengan pemerintahnya, maupun lembaga swasta yang berkecimpung dengan wisata. Misalnya dengan perusahaan penerbangan AirAsia (yang lain juga boleh), yang dapat dimanfaatkan adalah kemampuan mereka mempromosikan daerah kita sebagai daerah tujuan wisata. Memberi akses kepada perusahaan penerbangan internasional itu untuk mendarat di bandara kita.<br /><br />Patut dipikirkan untuk mengembangkan program homestay. Ini salahsatu yang sangat menarik jika dapat diwujudkan. Karena melibatkan langsung masyarakat. Suatu pedesaan terpilih dapat menerima kedatangan serombongan turis asing yang menginap di rumah-rumah penduduk, dan melakukan aktifitas yang menyatu dengan masyarakat. Program ini semacam menjual nilai-nilai keseharian yang dianut oleh masyarakat kita. Bagi masyarakat asing adalah sungguh mengasyikkan jika dapat terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari penduduk lokal. Tidak perlu terlalu lama, 5-7 hari cukuplah bagi mereka merasakan kehidupan asli kampung. Bagi masyarakat sendiri selain mendapat pertambahan ekonomi, juga suatu pengalaman baru bergaul dengan warga asing.<br /><br />Satu hal yang patut ditekankan di sini, pariwasata yang dikembangkan di Aceh harus menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma agama Islam, tidak bisa tidak. Jauh-jauh hari kita sudah harus mengkampanyekan kepada para turis asing yang akan memasuki Aceh untuk menghormati karakteristik budaya Islam. Karena inilah yang menjadi jiwa dan martabat masyarakat Aceh. Bagi mereka yang ingin memasuki Aceh mereka sudah tahu bahwa di Aceh tak ada minuman keras, tak ada pergaulan bebas, tak ada maksiat. Ini pula yang menjadi kekuatan kita, kekuatan masyarakat Aceh. Mereka harus menghormati itu. Pariwisata Aceh harus dapat kita kembangkan tanpa harus mengorbankan harga diri dan martabat agama.<br /><br />Semboyannya, hormatilah kami, insya Allah kami melayani.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-11682366961005463432007-02-04T22:46:00.000+08:002007-02-04T23:56:12.832+08:00Gubernur Baru<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ugOxXobhPaDs4TJUkXjFcAiLn5A92upAYfzRtp9BSSgL00ldfN1qssqXCg0e43pEvYW9CAWwas0mBadzee2wrAWLyrtKULX2rSSx-aW1u3Rrvb9AcVGONkQQUc_8ttny-cW3/s1600-h/1101fototeukusyafrizal.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5027707169423798434" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ugOxXobhPaDs4TJUkXjFcAiLn5A92upAYfzRtp9BSSgL00ldfN1qssqXCg0e43pEvYW9CAWwas0mBadzee2wrAWLyrtKULX2rSSx-aW1u3Rrvb9AcVGONkQQUc_8ttny-cW3/s320/1101fototeukusyafrizal.jpg" border="0" /></a> <div></div><div>Insya Allah kalau tidak ada aral melintang, pada tanggal 8 Februari nanti Aceh akan secara resmi memiliki Gubernur alias Kepala Pemerintahan Aceh yang baru. Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih melalui Pilkada yang mendunia tersebut adalah Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar. Sudah banyak yang tahu bahwa mereka telah menang dengan telak, dan sudah banyak juga yang tahu bahwa kemenangan mereka adalah cerminan dari harapan masyarakat Aceh yang mendambakan perubahan yang mendasar menyangkut segi-segi kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik dan lebih bermartabat.</div><br /><div></div><div>Mungkin setiap orang memiliki harapan-harapan tersendiri yang menyangkut dengan perubahan berkehidupan di Aceh dengan terpilihnya pemimpin baru ini. Banyak sudah tulisan di media baik cetak maupun internet yang menyuarakan keinginan-keinginan dan harapan rakyat Aceh. Dan itu sudah tentu pula menjadi perhatian dari pihak Irwandi-Nazar, karena mereka terpilih sesungguhnya pun memang untuk memenuhi harapan rakyat yang telah memilih mereka.</div><br /><div></div><div>Lantas adakah harapan dari saya sendiri terhadap kebijakan pemimpin Aceh yang baru ini? Hmm, sebagai orang Aceh walau pun saat ini tidak sedang berada di wilayah Aceh, saya pikir kita masih layak untuk juga turut ikut menaruh harapan dan keinginan bagi perubahan kemajuan Aceh di tangan mereka. Harapan saya pribadi kepada mereka cukup sederhana saja. Yaitu, <strong>cobalah selalu dengarkan suara rakyat Aceh</strong>. </div><br /><div></div><div>Artinya sepanjang perjalanan masa pemerintahan mereka hendaklah kebijakan yang diambil tetap mengedepankan kepentingan orang banyak, memprioritaskan kemaslahatan masyarakat banyak. Mungkin pada masa awal-awal ini idealisme masih kuat di dalam kebijakan, namun hendaknya idealisme tersebut tetap dipertahankan seiring dengan berjalannya waktu. Terkadang manusia mudah lupa. Setelah berlalu sekian lama, kehidupan mulai berubah, orientasi pun berubah dan kepentingan pun mulai berubah pula. Awal-awalnya bagus, eh di ujung-ujungnya mulai membuat kebijakan yang aneh-aneh.</div><br /><div></div><div>Menurut pendapat saya, berhubung pimpinan baru ini terpilih secara sangat demokratis dan langsung dari rakyat, maka tanggungjawab mereka kepada rakyat menjadi jauh lebih berat. Artinya, rakyat sangat berhak untuk terus memantau sepak-terjang mereka dalam pemerintahan. Jika ada kebijakan yang baik, rakyat tentu akan mengapresiasi langsung. Begitu pula sebaliknya, rakyat bisa langsung mengkritisi kebijakan yang kontroversial misalnya. Sehingga salahsatu aspek penting pertama yang perlu diperhatikan oleh Irwandi-Nazar adalah kebebasan media yang bertanggung-jawab. Mereka harus menjamin kebebasan pers sebagai media perantara dan penyambung amanat hati nurani rakyat Aceh. Bagaimana mereka dapat mendengar suara rakyat kalau media penyampainya dikebiri. Mudah-mudahan rakyat Aceh pun semakin pintar dan bijak memanfaatkan media sebagai penyambung aspirasi yang murni.</div><br /><div></div><div>Ada sedikit luahan hati dari saya setelah membaca <a href="http://www.serambinews.com/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=24799&rubrik=1&kategori=2&topik=12">berita</a> tentang pelantikan Gubernur nanti. Disebutkan pada hari pelantikan nanti akan diadakan juga kenduri syukuran yang melibatkan ribuan orang simpatisan Irwandi-Nazar, dengan menyembelih sebanyak 30 ekor lembu. Bagi masyarakat Aceh sudah menjadi tradisi mengadakan kenduri syukuran untuk hal-hal semacam: perkawinan, menempati rumah baru, khitan anak lelaki, dan lain-lain yang intinya adalah mensyukuri nikmat dari Allah atas anugerahNya. Untuk konteks pelantikan Gubernur baru sewajarnyalah upacara syukuran nanti lebih bermakna ke arah doa bersama memohon kepada Allah untuk diberi kekuatan dalam mengemban tugas besar memimpin masyarakat Aceh. Sehingga sedini mungkin dicegah kesan kenduri tersebut bernuansa hura-hura dan pesta kemenangan semata.</div><br /><div></div><div>Mudah-mudahan Irwandi-Nazar dapat mengemas upacara kenduri tersebut sebagai ajang penyerahan diri yang ikhlas kepada Allah untuk tetap istiqamah pada niat awal dan memohon keredhaanNya untuk menjaga kebijakan-kebijakan Gubernur nanti selalu dalam kawalan hukum-hukum Allah.</div><br /><div></div><div>Akhirnya kita semua berharap tanggal 8 Februari nanti dapat menjadi hari awal yang gembira bagi semua rakyat Aceh sampai kapan pun. Amien.</div><br /><div></div><br /><div></div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-16680317636357087252007-01-18T10:32:00.000+08:002007-01-19T14:37:55.439+08:00Hobby Baru<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5FWcmQtKjqQWYbK8Hxl81Yl9Ak14CXkGc_5jVW-doYTzoC8ur2LjnI4vaSr7MrTrdCsbt1Qapwc6r72fyt8xCm5AW30bQs77Ah0bN_NzdRuyoIuO8Kq6u9_5Zv4sJ9i6oF_mQ/s1600-h/galeri+foto.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5021626925411990066" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5FWcmQtKjqQWYbK8Hxl81Yl9Ak14CXkGc_5jVW-doYTzoC8ur2LjnI4vaSr7MrTrdCsbt1Qapwc6r72fyt8xCm5AW30bQs77Ah0bN_NzdRuyoIuO8Kq6u9_5Zv4sJ9i6oF_mQ/s320/galeri+foto.JPG" border="0" /></a> <div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDNYH_Ax1peI2XMooo9vO33C3RqB32IzF-v7kz8Hn-1g900JQAuu51Iu7wgl7spRXCDt2dLKFy3cV_LLt23XL7njgymDg5W3fvg_0YWEbeicApp5LN7P3jURmWw2R7idBbojKO/s1600-h/galeri+foto.JPG"></a>Seminggu belakangan ini aku punya kesibukan baru yaitu buka-buka foto cantik di website <a href="http://www.fotografer.net">www.fotografer.net</a>. Situs ini lumayan keren, karena memberi peluang juga buat semua orang untuk menampilkan karya-karya fotonya. Semua orang bisa menjadi anggota dengan syarat-syarat tertentu yang minimal. Karena ada kamera nganggur di rumah, yah sekalian aja ikutan nimbrung di situ memajang hasil jepretanku. Benar-benar amatiran, upload pertama adalah foto anakku di toko buku.<br /><br />Asyiknya kita diharuskan memberi komentar atau kritikan terhadap karya orang lain dulu sebelum melakukan upload karya sendiri. Lantas karya foto kita pun akan memperoleh pula komentar dan kritikan. Benar-benar mencerahkan bagi kita yang ingin belajar fotografi.<br /><br />Karyaku sendiri baru sedikit, maklumlah fotografer amatiran yang baru mulai belajar. Yah, mudah-mudahan bisa cepat naik kelas deh.</div>Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-41705802909336787032006-12-26T11:45:00.000+08:002006-12-26T11:56:19.827+08:00Posting BaruAda yang aneh di blogspot sekarang. Mengikuti anjuran seorang rekan untuk beralih ke Blogger Beta, saya pun latah mengubahnya. Namun, setelah itu, blog ini tidak dapat lagi saya buka dari komputer di rumah. Saya tidak tahu kenapa, namun saat saya coba membukanya dari warnet, ternyata bisa.<br /><br />Kemudian saya kembali ke rumah, dan mencoba lagi, ternyata tetap tidak terbuka. Selanjutnya saya mencoba log-in dan melakukan posting. Muncul memang dashboard-nya, dan saya mulai melakukan posting. Inilah hasilnya.<br /><br />Setelah berhasil melakukan publish, ternyata tetap gagal saat saya melakukan view blog. Namun, saya dapat mengecek daftar posting blog saya pada dashboard, dan begitu saya klik view tetap saja gagal lagi.<br /><br />Ada yang bisa bantu menjelaskan kenapa hal ini dapat terjadi?Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-1161951102984756542006-10-27T19:59:00.000+08:002006-10-27T20:11:43.000+08:00Salam Idul Fitri 1427 H<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/1600/S4030046.jpg"><img style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; CURSOR: hand; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/320/S4030046.jpg" border="0" /></a><br />Setelah sekian lama tidak ada postingan, melalui blog ini saya ingin menyampaikan Salam Idul Fitri 1427 H Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada semua handai taulan dan kerabat saya. Ini adalah kali kedua saya merayakan Hari Raya Id di Malaysia bersama keluarga. Di hari kemenangan ini, terlihat langit Kuala Lumpur sangat terang benderang tanpa ada kabut jerebu sedikit pun. Seolah-olah memberi tanda penghargaan kepada segenap warganya yang lulus dari ujian sepanjang bulan Ramadhan kemarin, baik itu lapar dan dahaga, maupun asap jerebu yang juga menggoda iman dan kesabaran. Mudah-mudahan tahun depan jerebu tidak datang lagi, dan kita masih diberiNya umur panjang untuk dapat kembali bertemu dengan Ramadhan bulan penuh berkah. Amien.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-1161122608193986162006-10-18T04:21:00.000+08:002006-10-20T10:20:45.216+08:00Al Jazari - The Most Muslim Mechanical Engineer<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/1600/auto1.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/320/auto1.jpg" border="0" /></a> Sepanjang bulan Ramadhan ini <a href="http://www.tv3.com.my">TV3</a> Malaysia menayangkan program <a href="http://ilmuwan.tv3.com.my/index.html">Ilmuwan Islam</a>. Isinya menampilkan profil tokoh-tokoh saintis Islam pada zaman kegemilangan kebudayaan Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang saat ini dikuasai oleh bangsa Eropa dan Amerika, banyak diilhami dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditemukan oleh orang-orang Islam. Justru pada masa bangsa Eropa terpuruk dan berada dalam kegelapan, Islam berada di puncak penguasaan ilmu dan teknologi yang maju.<br /><br />Hampir semua bidang ilmu merujuk kepada asas-asas yang dibangun oleh saintis Islam pada zamannya. Bidang kedokteran dikenal dengan nama-nama Ibnu Sina, Al-Zahrawi, Al-Razi & Ibnu Nafis; ilmu kimia: Jabir Hayyan; ilmu matematika: Al-Khwarizmi & Nasaruddin Al-Tusi; bidang teknologi: Al-Jazari; ilmu astronomi: Ulugbek, Nasarudin Tusi & Al-Kashi; ilmu botani/farmakologi: Ibnu Baitar; ilmu geografi: Al-Idrisi; ilmu sosiologi: Ibnu Khaldun; ilmu arsitektur: Mimar Sinan, serta bidang pelayaran: Cheng Ho & Ibnu Majid.<br /><br />Namun fakta ini tidak banyak diketahui lagi sekarang karena orang Barat yang kini menguasai dunia seperti sengaja menggelapkannya. Ditambah lagi dengan kondisi ilmuwan Islam sendiri saat ini yang sedikit sekali menguasai atau mampu memberi pengaruh penting kepada dunia.<br /><br /><a href="http://www.muslimheritage.com/topics/default.cfm?ArticleID=188">Al-Jazari </a>adalah insinyur teknik mesin (mechanical engineer) yang paling top pada zamannya. Beliau berdiam di Diyar-Bakir (Turki) pada abad 6 H atau abad ke-12 Masehi. Nama lengkap beliau Badi Al-Zaman AbulI-Ezz Ibn Ismail Ibn Al-Razzaz Al-Jazari, dan dipanggil dengan sebutan Al-Jazari merujuk kepada tanah kelahirannya yaitu Al-Jazira suatu wilayah di antara sungai Tigris dan Eufrat, Irak. Karirnya sebagai insinyur diabdikan kepada penguasa Diyar-Bakir, Raja Urtuq semasa 570-597 H (1174-1200 Masehi). Dan pada tahun 1206 menyelesaikan buku teknik yang terkenal "Al-Jami Bain Al-Ilm Wal-Amal Al-Nafi Fi Sinat'at Al-Hiyal", yang kira-kira artinya Ringkasan Mekanikal Teori dan Praktek. Inilah buku yang dianggap sebagai puncak pencapaian tertinggi teknologi peradaban Islam.<br /><br />Buku ini secara khusus menekankan pada aspek praktikal karena pengarangnya seorang insinyur yang kompeten dan terlatih. Al-Jazari menggambarkan berbagai peralatan secara detail dan kontribusinya sangat berharga dalam sejarah teknologi. Insinyur Inggris modern Donald Hill (1974) mengatakan: mustahil mengabaikan peranan karya Al-Jazari dalam sejarah keteknikan modern, karena ia kaya dengan petunjuk-petunjuk dalam desain, manufaktur dan perakitan mesin-mesin. Al-Jazari menggambarkan 50 peralatan mekanik dalam 6 kategori, termasuk jam air (<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Water_clock">water clock</a>), mesin pencuci tangan, mesin pompa air, dan lain-lain.<br /><br />Donald Hill menterjemahkan karya Al-Jazari pada tahun 1974, 768 tahun setelah penerbitan buku aslinya. Buku tersebut memuat 6 kategori utama peralatan mesin dan banyak istilah-istilah peralatan, mesin, mekanisme dan teknik-teknik muncul pertama sekali di dalam buku ini mendahului buku-buku teknik mesin Eropa, seperti double acting pump dengan pipa isap, crankshaft dalam mesin, kalibrasi orifis yang akurat, balansing roda statik, pemakaian model untuk membangun desain, pengecoran logam dalam mould dengan pasir, dan banyak lagi. Segmental gear (roda gigi) juga pertama sekali muncul dengan jelas pada buku ini, dibandingkan dengan jam astronomi Giovanni de Dondi pada tahun 1364, dan karya Francesco di Giorgio (1501) dalam khasanah desain permesinan Eropa.<br /><br />UMIST Manchester membuat rekonstruksi ulang mesin-mesin yang digambarkan dalam buku Al-Jazari, melalui program tugas akhir bagi mahasiswa under-graduate mereka. Rekonstruksi dilakukan dengan bantuan software komputer dan perhitungan ulang dengan rumus-rumus keteknikan mutakhir. Hasilnya membuktikan bahwa mesin-mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik.<br /><br />Sesungguhnya buku Al-Jazari hanyalah sebagian kecil dari ribuan karya-karya iptek Islam pada masa kegemilangan peradaban Islam. Kebanyakan karya-karya tersebut telah hilang tanpa bekas atau tersembunyi di museum-museum Barat tanpa ada lagi yang menjamahnya. Sejalan dengan keruntuhan kekhalifahan Islam di muka bumi, pihak Barat telah berhasil mencuri rahasia teknologi Islam dan mengembangkannya dengan mengakuinya sebagai karya sendiri. Tinggallah kini, generasi baru Islam yang telah terputus dengan peradaban agung pendahulunya, dan tertatih-tatih untuk menguasai kembali ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-1160735801432110932006-10-13T17:51:00.000+08:002006-10-13T22:26:30.303+08:00Dr. Muhammad Yunus - Nobel Peace Prize 2006<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/1600/yunus.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/6667/1000/320/yunus.jpg" border="0" /></a>Hari ini Komite Nobel Perdamaian di Norwegia telah mengumumkan pemenang hadiah <a href="http://nobelprize.org/nobel_prizes/peace/laureates/2006/press.html">Nobel Perdamaian 2006 </a>adalah Dr. Muhammad Yunus dan Grameen Bank dari Bangladesh. Agak mengejutkan memang, karena nama yang santer difavoritkan (SBY, Martti Ahtisaari, GAM, Bono dll) ternyata tidak muncul sebagai pemenang. Siapakah Dr. Muhammad Yunus?<br /><br />Beliau adalah seorang ekonom lulusan Vanderbilt University dan lama mengabdi sebagai dosen di Chittagong University, Bangladesh. Kepeduliannya yang tinggi terhadap masyarakat miskin di negaranya, memunculkan ide untuk mendirikan Grameen Bank. Bank ini menyediakan kredit tanpa syarat kepada rakyat miskin, yang pada awalnya merupakan projek riset aksi di kampusnya. Gagasannya adalah menggandeng kapitalisme dengan tanggungjawab sosial dan telah mengubah wajah pengembangan sosial dan ekonomi pedesaan. Grameen Bank mengoperasikan 1092 cabang di 36000 desa Bangladesh, memberi kredit kepada 2 juta penduduk miskin dengan total pinjaman sebesar lebih dari US$ 2 milyar.<br /><br />Yang membuat Komite Nobel tergerak untuk memutuskan Dr. Muhammad Yunus sebagai pemenang adalah sistem yang beliau rintis tersebut tidak saja berlangsung sukses di Bangladesh, namun juga telah diterapkan di banyak negara berkembang lainnya. Dan itu tidak lepas dari contoh teladan yang ditunjukkan oleh beliau. Perdamaian abadi tidak dapat dicapai kecuali kelompok-kelompok populasi besar menemukan cara-cara untuk memberantas kemiskinan. Dan sistem kredit mikro adalah salahsatu cara, demikian alasan Komite Nobel Perdamaian.<br /><br />Berbagai penghargaan internasional sebelumnya sudah sering diperolehnya, seperti Ramon Magsaysay Award (1984) dari Manila; the Aga Khan Award untuk Architecture (1989) dari Geneva; the Mohamed Shabdeen Award untuk Science (1993) dari Sri Lanka; dan the World Food Prize oleh World Food Prize Foundation (1994) dari USA. Disamping itu dari Bangladesh sendiri, beliau telah menerima the President's Award (1978), Central Bank Award (1985), dan the Independence Day Award (1987), penghargaan tertinggi nasional.<br /><br />Dan tahun ini adalah pencapaian tertinggi penghargaan internasionalnya, Hadiah Nobel Perdamaian. Suatu pencapaian yang beliau sendiri tidak pernah memperkirakannya.<br /><br />Selamat kepada sang pahlawan pembela rakyat miskin.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-12035666.post-1160668586181376072006-10-12T23:35:00.000+08:002006-10-13T00:08:47.866+08:00Hadiah Nobel Perdamaian 2006Dalam beberapa jam ke depan akan diumumkan siapa pemenang <a href="http://nobelprize.org/index.html">Hadiah Nobel </a>2006 untuk Perdamaian oleh Panitia di Norwegia. Pengumuman kali ini menjadi detik-detik penantian yang ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat Indonesia, karena presiden Susilo Bambang Yudhoyono salahsatu nominator yang diunggulkan. Ada beberapa calon lain seperti bekas Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, GAM, pemusik aktivis Bono U2 dan Bob Geldof, aktivis China Rebiya Kadeer dan banyak lagi. Belakangan nama SBY menjadi calon favorit karena diunggulkan oleh sebuah situs <a href="https://sports.centrebet.com/index.php?MODE=test&uniq=ct23185452e61a3cced1">judi</a>.<br /><br />Pencalonan SBY tidak terlepas dengan peranan beliau dalam menangani konflik di Aceh. Patut diakui bahwa setelah beliau memegang tampuk pimpinan tertinggi RI perundingan perdamaian antara RI dengan GAM dapat berjalan mulus dan mencapai penyelesaian yang bermartabat, setelah melalui perjalanan diplomasi yang berliku. Walaupun yang menonjol di lapangan adalah andil Wakil Presiden Jusuf Kalla, namun semua taktik dan strategi yang dijalankan oleh JK merupakan tanggungjawab SBY selaku pemegang otoritas tertinggi.<br /><br />Pro dan kontra tentunya wajar saja. Ada pihak yang gembira dengan pencalonan tersebut dan ada pula yang antipati. Sebagian besar masyarakat Indonesia wajar berbangga jika salah seorang putra bangsa mendapat anugerah yang prestisius tersebut. Namun patut juga disadari bahwa anugerah tersebut bukanlah tujuan utama. Artinya tindakan seseorang berbuat sesuatu bukanlah semata-mata untuk mengharapkan memperoleh penghargaan. Namun penghargaan tersebut datang dengan sendirinya, sebagai buah dari perbuatan dan tindakan-tindakan ikhlas yang dijalankan selama ini.<br /><br />Artinya, teruslah berbuat kebaikan. Ada atau tiada penghargaan Nobel pekerjaan menyelesaikan permasalahan bangsa harus terus dilanjutkan dengan ikhlas dan penuh pengabdian. Jika akhirnya anugerah Nobel diperoleh, itu artinya kalangan dunia telah mengakui bahwa tindakan menegakkan perdamaian di Aceh sebagai tindakan berkelas dunia dan patut menjadi teladan bagi masyarakat internasional. Dan tidaklah perlu berkecil hati jika ternyata hadiah Nobel jatuh ke tangan yang lain, karena memang bukan itu tujuan utama.<br /><br />Bagi masyarakat Indonesia tentunya gembira persoalan Aceh dapat diselesaikan dengan terhormat dan mendapat penghormatan internasional. Namun jangan lupa, pekerjaan besar masih banyak menanti di depan untuk diselesaikan dengan arif dan bijaksana. Kalau boleh diurut di sini mulai dari persoalan asap, lumpur lapindo, korupsi, pembunuhan munir, dan banyak lagi. Sebagai masyarakat biasa kita hanya dapat berdoa kepada Tuhan dengan segenap ketulusan semoga SBY diberi kekuatan dan keikhlasan untuk menjalankan amanah rakyat ini. Amin.Dandi Bachtiarhttp://www.blogger.com/profile/06307520956558407272noreply@blogger.com0