Sunday, February 04, 2007

Gubernur Baru

Insya Allah kalau tidak ada aral melintang, pada tanggal 8 Februari nanti Aceh akan secara resmi memiliki Gubernur alias Kepala Pemerintahan Aceh yang baru. Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih melalui Pilkada yang mendunia tersebut adalah Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar. Sudah banyak yang tahu bahwa mereka telah menang dengan telak, dan sudah banyak juga yang tahu bahwa kemenangan mereka adalah cerminan dari harapan masyarakat Aceh yang mendambakan perubahan yang mendasar menyangkut segi-segi kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Mungkin setiap orang memiliki harapan-harapan tersendiri yang menyangkut dengan perubahan berkehidupan di Aceh dengan terpilihnya pemimpin baru ini. Banyak sudah tulisan di media baik cetak maupun internet yang menyuarakan keinginan-keinginan dan harapan rakyat Aceh. Dan itu sudah tentu pula menjadi perhatian dari pihak Irwandi-Nazar, karena mereka terpilih sesungguhnya pun memang untuk memenuhi harapan rakyat yang telah memilih mereka.

Lantas adakah harapan dari saya sendiri terhadap kebijakan pemimpin Aceh yang baru ini? Hmm, sebagai orang Aceh walau pun saat ini tidak sedang berada di wilayah Aceh, saya pikir kita masih layak untuk juga turut ikut menaruh harapan dan keinginan bagi perubahan kemajuan Aceh di tangan mereka. Harapan saya pribadi kepada mereka cukup sederhana saja. Yaitu, cobalah selalu dengarkan suara rakyat Aceh.

Artinya sepanjang perjalanan masa pemerintahan mereka hendaklah kebijakan yang diambil tetap mengedepankan kepentingan orang banyak, memprioritaskan kemaslahatan masyarakat banyak. Mungkin pada masa awal-awal ini idealisme masih kuat di dalam kebijakan, namun hendaknya idealisme tersebut tetap dipertahankan seiring dengan berjalannya waktu. Terkadang manusia mudah lupa. Setelah berlalu sekian lama, kehidupan mulai berubah, orientasi pun berubah dan kepentingan pun mulai berubah pula. Awal-awalnya bagus, eh di ujung-ujungnya mulai membuat kebijakan yang aneh-aneh.

Menurut pendapat saya, berhubung pimpinan baru ini terpilih secara sangat demokratis dan langsung dari rakyat, maka tanggungjawab mereka kepada rakyat menjadi jauh lebih berat. Artinya, rakyat sangat berhak untuk terus memantau sepak-terjang mereka dalam pemerintahan. Jika ada kebijakan yang baik, rakyat tentu akan mengapresiasi langsung. Begitu pula sebaliknya, rakyat bisa langsung mengkritisi kebijakan yang kontroversial misalnya. Sehingga salahsatu aspek penting pertama yang perlu diperhatikan oleh Irwandi-Nazar adalah kebebasan media yang bertanggung-jawab. Mereka harus menjamin kebebasan pers sebagai media perantara dan penyambung amanat hati nurani rakyat Aceh. Bagaimana mereka dapat mendengar suara rakyat kalau media penyampainya dikebiri. Mudah-mudahan rakyat Aceh pun semakin pintar dan bijak memanfaatkan media sebagai penyambung aspirasi yang murni.

Ada sedikit luahan hati dari saya setelah membaca berita tentang pelantikan Gubernur nanti. Disebutkan pada hari pelantikan nanti akan diadakan juga kenduri syukuran yang melibatkan ribuan orang simpatisan Irwandi-Nazar, dengan menyembelih sebanyak 30 ekor lembu. Bagi masyarakat Aceh sudah menjadi tradisi mengadakan kenduri syukuran untuk hal-hal semacam: perkawinan, menempati rumah baru, khitan anak lelaki, dan lain-lain yang intinya adalah mensyukuri nikmat dari Allah atas anugerahNya. Untuk konteks pelantikan Gubernur baru sewajarnyalah upacara syukuran nanti lebih bermakna ke arah doa bersama memohon kepada Allah untuk diberi kekuatan dalam mengemban tugas besar memimpin masyarakat Aceh. Sehingga sedini mungkin dicegah kesan kenduri tersebut bernuansa hura-hura dan pesta kemenangan semata.

Mudah-mudahan Irwandi-Nazar dapat mengemas upacara kenduri tersebut sebagai ajang penyerahan diri yang ikhlas kepada Allah untuk tetap istiqamah pada niat awal dan memohon keredhaanNya untuk menjaga kebijakan-kebijakan Gubernur nanti selalu dalam kawalan hukum-hukum Allah.

Akhirnya kita semua berharap tanggal 8 Februari nanti dapat menjadi hari awal yang gembira bagi semua rakyat Aceh sampai kapan pun. Amien.


No comments: